Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa analis memprediksi, pertumbuhan permintaan ponsel pintar PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA, anggota indeks Kompas100) sepanjang kuartal I-2019 menurun. Menurut Analis Trimegah Darien Sanusi, penurunan ini sejalan dengan melambatnya penjualan ponsel pintar secara global. Ada beberapa faktor yang menyebabkan perlambatan ini.
Pertama, merek ponsel pintar Apple dan Xiaomi banyak berkembang di pasar ilegal. Hal ini menyebabkan penjualan ponsel pintar iPhone dan Xiaomi lesu sejak awal tahun ini.
Kedua, waktu peluncuran tipe iPhone terbaru yang lebih cepat dari sebelumnya. Pada Desember 2018, Apple meluncurkan iPhone tipe Xs, Xs Max, dan Xr. Peluncuran ini dilaksanakan sepuluh hari lebih awal dibanding peluncuran iPhone X dan iPhone 8 pada akhir 2017.
Alhasil, pembelian iPhone tersebut banyak terjadi di akhir 2018 yang menyebabkan melandainya permintaan iPhone tipe Xs, Xs Max, dan Xr pada kuartal I-2019.
Berbeda dengan iPhone X dan iPhone 8 yang diluncurkan pada akhir 2017, dekat dengan momen Natal. Waktu peluncuran yang mendekati akhir tahun menyebabkan permintaan iPhone tipe tersebut masih berlanjut hingga kuartal I-2018.
Ketiga, penurunan harga handset yang signifikan di China. Akibatnya, terjadi pemotongan harga ponsel pintar. Apple memotong harga penjualan rata-rata iPhone baru sebesar 5% dan Xiaomi 16% pada model lama tertentu. Hal ini menyebabkan perbedaan harga yang lebih tajam antara pasar ilegal dan legal.
Oleh karena itu, Darien menurunkan asumsi pendapatan ERAA pada tahun ini. Ia memprediksi pendapatan ERAA bakal menurun 7% menjadi Rp 32,34 triliun. Per 2018, ERAA membukukan pendapatan Rp 34,74 triliun atau meningkat 43,3% year on year (yoy).
Darien juga memprediksi laba bersih ERAA pada 2019 bakal menurun 28,47% menjadi Rp 608 miliar. Padahal, laba bersih ERAA per 2018 adalah sebesar Rp 850 miliar atau meningkat 150,7% yoy. Hal tersebut mengingat ERAA berencana untuk membuka 330 gerai baru pada tahun ini dengan fokus di kota tier 2 dan tier 3.
“Dengan rencana untuk memiliki toko sebanyak 2.000 hingga tahun 2021 dengan jumlah toko saat ini mencapai 976 toko,” ucap Darien.
Sejalan dengan prediksi pendapatan dan laba bersih yang menurun, analis Trimegah Sekuritas ini menurunkan rekomendasinya atas saham menjadi netral.
Sementara itu, target harga bagi ERAA hingga akhir tahun turun menjadi Rp 1.650 (berdasarkan PE 2019 8,4x). Sebelumnya, Darien menargetkan harga saham ERAA hingga akhir tahun berada di level 4.700. Per perdagangan Kamis (18/4), harga saham ERAA terparkir di 1.545.
Sementara itu, Direktur Marketing Komunikasi ERAA Djatmiko Wardoyo mengatakan, belum bisa memberikan hasil aktual atas penjualan ERAA di kuartal I-2019. Perusahaan ini baru akan mengeluarkan laporan tiga bulanannya pada akhir April 2019 ini.
"Namun, jika kita lihat history tren penjualan kuartal pertama di tahun-tahun sebelumnya, umumnya kuartal I memang lebih soft. Pasalnya, daya beli pelanggan biasanya akan menurun setelah musim liburan di kuartal sebelumnya," kata dia.
Untuk target pendapatan dan laba bersih tahun ini, ia mengatakan ERAA masih melihat kondisi pasar pasca-Pemilu, Dengan begitu, ia berharap kondisi pasar akan terlihat jelas sehingga perusahaannya bisa mengeluarkan pedoman bisnis untuk tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News