Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis energi terjadi di sejumlah negara seperti China, Eropa, Inggris, AS, dan kawasan Asia. Ini terjadi lantaran beberapa negara berhasil menangani pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi secara global, sehingga kebutuhan akan komoditas energi meningkat.
Kondisi tersebut berdampak pada naiknya permintaan batubara secara siginifikan. Hal ini dirasakan oleh PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
"Kami mengalami kenaikan yang cukup signifikan untuk permintaan batubara. Kami tidak dapat memastikan sampai kapan tren ini akan berlangsung," jelas Direktur Komunikasi Korporat & Hubungan Investor Yulius Gozali kepada Kontan.co.id, Selasa (19/10).
Yang jelas, lanjutnya, selama pasokan energi khususnya batubara di pasar global langka dan ada ketidakpastian politik internasional, tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Sepanjang tahun 2021 target volume penjualan batubara ITMG dipatok di 21,5 juta ton hingga 22,4 juta ton. Melihat kondisi saat ini, ITMG optimistis target tersebut akan tercapai.
Baca Juga: Harga batubara sedang panas, berikut rekomendasi saham sejumlah emiten batubara
Meski begitu, perusahaan masih mewaspadai curah hujan yang cukup tinggi karena dapat memperlambat operasi di tambang.
"Perusahaan akan berusaha untuk menggenjot volume produksi di saat curah hujan tidak tinggi," imbuhnya.
Sekadar informasi, menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, ITMG telah menjual 9 juta ton batubara ke berbagai negara di semester I 2021. Capaian ini turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat 11,1 juta ton.
Adapun penjualan paling tinggi ke pasar China (2,7 juta ton), disusul penjualan ke pasar Indonesia (1,7 juta ton), Jepang (1,4 juta ton), Filipina (0,7 juta ton), Thailand (0,7 juta ton), dan negara-negara lain di Asia Timur dan Tenggara.
Selanjutnya: Pertumbuhan Indo Tambangraya (ITMG) berlanjut di tengah tren kenaikan harga batubara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News