kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan naik, harga tembaga paling moncer di semester I


Jumat, 03 Juli 2020 / 19:32 WIB
Permintaan naik, harga tembaga paling moncer di semester I
ILUSTRASI. Harga tembaga sebenarnya turun 2,57% sepanjang semester I. Tapi penurunan ini lebih baik ketimbang logam industri lain.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tembaga merupakan komoditas logam industri yang mencatatkan kinerja paling baik di semester pertama lalu. Padahal, selama enam bulan kemarin, kinerja tembaga sebenarnya masih berada di area negatif.

Merujuk Bloomberg, mengawali tahun ini harga tembaga di London Metal Exchange berada di level US$ 6.174 per metrik ton. Sementara pada akhir semester I-2020 justru turun di level US$ 6.015 per metrik ton.

Artinya, harga tembaga mengalami koreksi hingga 2,57%. Meski begitu, kinerja tembaga masih tetap lebih baik dibandingkan dengan timah yang terkoreksi 2,64% dan nikel yang anjlok hingga 8,70%.

Baca Juga: Harga tembaga di bursa Shanghai sentuh level tertinggi 5 1/2 bulan karena data China

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan faktor pendorong kenaikan harga tembaga adalah kembali melonjaknya permintaan terhadap tembaga seiring dibukanya lockdown di beberapa negara.

“Dengan mulai kembali beroperasinya manufaktur di berbagai negara, bahkan di China rilis data manufakturnya mengalami peningkatan. Meski masih di bawah 50, indikasinya ke depan masih akan kembali mengalami peningkatan, sehingga harga tembaga pun ikut terkerek naik,” ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7).

Selain itu, mulai kembali menggeliatnya produksi kendaraan listrik juga menjadi salah satu faktor yang dinilai Ibrahim menjadi katalis positif bagi tembaga. Bahkan, Ibrahim bilang dengan tengah pesatnya perkembangan kendaraan listrik, tembaga sangat mungkin menyentuh level US$ 7.500 per metrik ton. Sayangnya pandemi virus corona akhirnya menekan harga tembaga.

Baca Juga: Terdampak Covid-19, kontribusi PNBP dan pajak holding tambang bakal anjlok separuh

Sementara ke depan, Ibrahim memperkirakan pergerakan harga tembaga masih akan fluktuatif. Persoalan belum ditemukannya vaksin virus corona menjadi biang keladi. Pasalnya, saat ini bagaimanapun ekonomi mulai membaik, pelaku pasar juga waspada dan khawatir akan kembali terjadi lockdown seiring adanya virus corona gelombang kedua.

“Akan tetapi, bila dibandingkan semester satu kemarin, tentu harga tembaga pada semester dua cenderung akan lebih baik. Pada enam bulan ke depan, harga tembaga akan berada dalam rentang US$ 5.950-US$ 7.100 per metrik ton,” pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×