kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Permintaan lemah, harga gas alam rentan menguap


Senin, 29 Februari 2016 / 08:06 WIB
Permintaan lemah, harga gas alam rentan menguap


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga gas alam rebound dari level terendah 17 tahun terakhir. Namun, ketidakseimbangan pasokan dan permintaan masih akan membebani harga.

Mengutip Bloomberg, Jumat (26/2), gas alam kontrak pengiriman April 2016 di New York Merchantile Exchange naik 0,33% ke US$ 1,79 per mmbtu. Sehari sebelumnya, harga sempat terpental ke kisaran US$ 1,71 per mmbtu. Ini adalah harga terendah sejak Maret 1999.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim menilai, kenaikan harga gas alam di akhir pekan bersifat teknikal. Pelaku pasar masuk dengan memanfaatkan harga yang sudah murah alias bargain hunting.

Apalagi, didukung kenaikan harga minyak mentah. Secara fundamental, permintaan masih akan rendah. MDA Weather Services meramalkan, hingga 11 Maret 2016, cuaca di 48 negara bagian Amerika Serikat (AS) akan lebih hangat dari biasanya.

Sehingga permintaan gas alam untuk bahan bakar penghangat ruangan berkurang. Itu sebabnya, tren bearish masih menyelimuti harga gas alam.

Vice President of Energy Trading di FCStone Latin America LLC, Tom Saal mengatakan, cuaca dingin yang tak berlangsung lama, kurang mendukung permintaan. Di sisi lain, stok di pasar masih tinggi.

AS mencatat, per 19 Februari 2016, persediaan gas alam mencapai 2,584 triliun kaki kubik. Ini sekitar 28,7% di atas rata-rata lima tahun. Ini surplus terbesar sejak 2012.

Proyeksi Ibrahim, pada awal pekan ini, harga gas alam bisa naik tipis, karena masih ada potensi investor mengejar harga yang murah. Tapi, pergerakan tetap rawan koreksi, apalagi jika harga minyak mentah kembali jatuh.

Potensi koreksi juga masih membayangi jika dollar AS kembali menguat. Sebab, data ekonomi Paman Sam pada akhir pekan lalu cukup bagus. Penguatan dollar AS akan menekan harga komoditas, termasuk gas alam. Sehingga, pergerakan naik atau turun akan terbatas.

"Pelaku pasar cenderung wait and see memasuki bulan Maret, karena menunggu kebijakan moneter sejumlah bank sentral," jelas Ibrahim.

Pergerakan sideways dengan kecenderungan naik tipis juga tercermin dari indikator teknikal. Moving average (MA) dan bollinger band berada 20% di atas bollinger bawah. Ini menunjukkan tren turun. Tapi, garis MACD masih wait and see.

Lalu, RSI level 60% positif, dan stochastic level 70% positif masih mendukung kenaikan harga. Prediksi Ibrahim, pekan ini, harga gas alam antara US$ 1,51-US$ 2,01 per mmbtu. Sementara, Senin (29/2), harganya bisa berkisar US$ 1,65- US$ 1,90 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×