Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Permintaan emas global sepanjang tahun 2014 lalu melorot. Di sisi lain, terjadi kenaikan permintaan emas yang signifikan oleh bank sentral. Tahun ini, permintaan emas diprediksi masih akan turun dengan harga emas bergerak di bawah US$ 1.300 per ons troi.
World Gold Council (WGC) melaporkan, permintaan emas di 2014 turun 4% dibandingkan permintaan di tahun 2013 menjadi 3.923 ton. Rincian permintaan emas tahun lalu terbagi atas perhiasan 2.152,9 ton, investasi 904,6 ton, pembelian bank sentral 477,2 ton dan teknologi 389 ton.
Perlu diketahui, sebanyak 54% permintaan emas di 2014 datang dari China dan India. Di India, permintaan perhiasan meningkat 8% dari tahun 2013 menjadi 662,1 ton.
Yang menarik, permintaan emas bank sentral naik 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Permintaan terbesar berasal dari Bank Sentral Rusia yang menambah emas 173 ton menjadi 1.200 ton (lihat infografisl).
“Permintaan emas bank sentral naik akibat depresiasi mata uang cukup dalam, terutama karena kuatnya dollar AS,” jelas Alwy Assegaf, analis SoeGee Futures. Gejolak perekonomian global yang melambat menjadikan bank sentral dirasa perlu melakukan lindung nilai (hedging) dengan emas.
Bank sentral melakukan aksi borong emas demi menjaga penurunan nilai mata uang agar tidak terpuruk terlalu dalam. Pasalnya, tekanan mata uang dunia selain dollar AS tidak hanya datang dari perekonomian yang melambat, tapi juga dari kuatnya otot dollar AS.
Senada dengan Alwy, Suluh Adil Wicaksono, Analis PT Millenium Penata Futures, melihat, tekanan dari dollar AS menjadi penggerak utama harga emas di pasar global. Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed menyebabkan USD menjadi primadona bagi pelaku pasar.
Sedangkan kenaikan permintaan dari bank sentral karena emas tidak lagi menarik di pasar dan harganya jatuh. “Selain untuk menahan kejatuhan mata uang, bank sentral juga ikut mengambil peluang dari harga emas yang murah meriah di pasar,” paparnya.
Pergerakan harga
Saat ini, fokus pasar tertuju pada rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikkan tingkat suku bunga di pertengahan tahun 2015. Apalagi jika tercapai kompromi Yunani dan Eropa terkait utang Negeri Para Dewa. Ini bisa memicu indeks dollar AS terus melambung dan harga emas merunduk. Sehingga Suluh menduga, harga emas di semester satu ini akan bergulir di kisaran US$ 1.200–US$ 1.275 per ons troi.
Tren bearish mungkin akan berlanjut hingga akhir tahun 2015. Dengan asumsi, kenaikan suku bunga The Fed memicu otot dollar AS semakin sterek. Sementara permintaan emas juga terhadang outlook perkembangan perekonomian global yang masih buruk sepanjang 2015. “Semester II, Harga di US$ 1.130–US$ 1.150 per ons troi,” prediksi Alwy.
Kendati demikian, harga emas menguat akhir pekan lalu. Mengutip Bloomberg, Jumat (13/2), harga emas kontrak pengiriman April 2015 di Commodity Exchange naik 0,73% ke US$ 1.229 per ons troi dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga emas masih turun tipis 0,4%.
Alwi memprediksi, penguatan imasih akan bertahan hingga hari ini. Pasalnya, tidak ada sentimen dari AS yang cukup kuat memberikan tekanan lebih lanjut pada harga emas untuk sementara waktu.
Suluh juga melihat, penguatan bisa bertahan hingga hari ini, meskipun tipis. “Harga hari ini antara US$ 1.218-US$ 1.230 per ons troi,” kata Suluh. Untuk sepekan ke depan, harga di kisaran US$ 1.205-US$ 1.250 per ons troi.
Sedangkan Alwy menduga, harga emas hari ini bergerak di US$ 1.218-US$ 1.250 serta untuk sepekan US$ 1.210-US$ 1.250 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News