kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan banyak, tapi dollar AS beredar seret


Jumat, 14 Februari 2014 / 19:51 WIB
Permintaan banyak, tapi dollar AS beredar seret
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, berbicara di peringatan Hari Perlucutan Senjata Nuklir Internasional, di New York, AS (26/9/2022).


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) mulai menguat dan kembali ke level Rp 11.000-an setelah sebelumnya betah bertengger di level Rp 12.000-an. Kurs tengah BI berada di level Rp 11.886 per dolar AS, Jumat (14/2).

Meski begitu, di beberapa tempat penukaran uang atau money changer, tidak ada aktivitas jual beli dollar yang berarti.

Wahyu, petugas penjaga toko money changer OP di kawasan pusat perbelanjaan Pacific Place, Jakarta Selatan mengaku, terdapat peningkatan permintaan pembelian dollar. Sebagian besar transaksi yang terjadi hari ini memang transaksi beli ketimbang transaksi jual dollar. Peningkatan transaksi beli dolar meningkat setidaknya 10%, dibanding transaksi pada hari lain.

Meski begitu, peningkatan permintaan pembelian dolar ini tidak signifikan karena ketersedian dollar yang minim di pasaran. Sehingga pihaknya tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat yang umumnya perorangan ini.

"Untuk permintaan pembelian dollar AS, peningkatannya tidak terlalu signifikan, meski kebayakan transaksi beli dollar. Masih sama seperti biasanya," ujar Wahyu saat ditemui KONTAN pada Jumat (14/2).

Wahyu menuturkan, transaksi jual dollar ditempatnya terbilang seret. Hal ini mungkin karena harganya sedang turun. Wahyu bilang, para pemegang dollar terutama spekulan kemungkinan besar masih menahan kepemilikan dollar-nya dan berharap  akan menguat lagi terhadap rupiah.

"Sekarang justru kesusahan dollar, karena orang masih pada menahan dollarnya. Mungkin karena masih menunggu dollar menguat lagi, setelah sekarang rupiah menguat," ujarnya.

Wahyu bilang, sementara ini sampai dengan pukul 18.00 WIB, pihaknya telah mengantongi transaksi penukaran dollar sebesar US$ 10.000. Setidaknya 80% dari transaksi tersebut merupakan transaksi pembelian dollar. Ia belum dapat memastikan, berapa total jumlah transaksi yang akan didapat hari ini, karena tokonya masih akan buka sampai dengan pukul 21.00 WIB malam nanti.

Kurs beli yang ditawarkan Wahyu sebesar Rp 11.750 per dolar AS dan Rp 11.950 per dolar AS untuk harga jual. Menurutnya, jarak atau spread kurs yang ditawarkan pihaknya lantaran ia masih takut rupiah akan kembali anjlok dan terdepresiasi.

"Jadi spread-nya memang agak jauh hari ini, karena takut anjlok," jelas Wahyu.

Senada, Harli Marpaung yang membuka toko money changer di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nama inisial toko GM, pun merasakan hal yang sama. Menurut Harli yang telah membuka toko di kawasan perkantoran selama sepuluh tahun ini, pelemahan dollar justru membuat transaksi jual-beli mengalami kelesuan.

Jika pada hari-hari biasa saat rupiah berada pada level tukar Rp 12.000-an per dolar AS, dalam sehari ia mengaku dapat meraup transaksi hingga US$ 10.000-US$ 20.000. Namun, hari ini, ia hanya mampu mengumpulkan transaksi sebesar US$ 3.000.

"Penurunan transaksi signifikan. Justru transaksinya sepi," ujar Harli.

Ia menawarkan kurs beli sebesar Rp 11.800 per dollar AS dan Rp 12.000 untuk kurs jual. Menurutnya, sepinya transaksi dikarenakan mayoritas masyarakat masih kaget dengan penguatan rupiah ini.

Ia menurutkan, sebanyak 3/4 transaksi merupakan dan sisanya penjualan. "Orang menahan dollar, tidak mau tukar. Waktu harga Rp 12.000-an banyak orang yang jual dolar," jelas Harli.

Banyaknya pembeli dolar menurut Harli, lantaran hari ini merupakan akhir pekan. Pembeli dollar pada umumnya menggunakan uang tersebut untuk keperluan liburan atau lainnya dan bukan sebagai alat spekulasi. "Orang beli seperlunya, tidak ada yang memborong dalam jumlah banyak. Biasa-biasa saja. Entah kalau di tempat lain," ujar Wahyu.

Menurutnya, selain dollar, mata uang yang dicari adalah euro. Lagi-lagi, menurutnya, jumlah pembelian euro yang dilayaninya hanya dalam jumlah kecil untuk keperluan pribadi dan bukan dalam pembelian partai besar.

"Yang membeli dollar hanya seperlunya saja. Hari ini terbilang sepi. Lumayan banyak juga yang mencari-cari euro, buat jalan-jalan. Tapi barangnya di pasar lagi kosong," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×