kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perluas lahan, GZCO siapkan Rp 250 miliar


Sabtu, 17 Maret 2012 / 09:51 WIB
Perluas lahan, GZCO siapkan Rp 250 miliar
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) fokus memperluas areal tanam baru. GZCO tahun ini berniat menanami sawit di lahan baru seluas 5.000 hektare (ha) di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat. Imbasnya, luas lahan tertanam GZCO di akhir 2012 bertambah menjadi 42.000 ha dari sebelumnya 37.000 ha.

Untuk melancarkan aksi itu, GZCO harus menyiapkan dana Rp 50 juta per ha. "Investasi itu mulai dari penanaman hingga menghasilkan dalam empat tahun mendatang," kata Krisna Ghozali, Direktur GZCO kepada KONTAN, Jumat (16/3). Jadi, total investasi untuk merampungkan penanaman baru di tahun ini mencapai Rp 250 miliar.

Investasi ini adalah bagian dari anggaran belanja modal GZCO tahun 2012 yang senilai Rp 350 miliar. Capital expenditure (capex) itu akan ditutup dari kas internal dan utang bank. Hingga akhir September 2011, GZCO mencatatkan kas internal Rp 282,08 miliar.

GZCO juga sudah mengantongi pinjaman dari beberapa bank seperti Bank Mandiri, Bank CIMB Niaga dan Bank Rakyat Indonesia. Tapi Krisna tidak bersedia memberikan komposisi capex yang akan ditutupi kas dan pinjaman perbankan tersebut.

Selain untuk memperluas lahan tertanam baru, GZCO akan memakai dana capex untuk menyelesaikan pembangunan pabrik minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) milik anak usahanya, yakni PT Golden Blossom Sumatra (GBS).

Pabrik yang berlokasi di Sumatera Selatan itu sudah dibangun sejak pertengahan tahun lalu. Pembangunan pabrik diharapkan rampung akhir tahun ini atau awal tahun depan. Pabrik itu sejatinya bisa memiliki kapasitas terpasang 90 ton per jam. Namun GZCO baru merencanakan kapasitas terpasang pabrik Sumsel sebanyak 45 ton per jam. Pembangunan pabrik Sumsel menyedot investasi sekitar Rp 115 miliar.

Jumlah ini lebih tinggi dari investasi pembangunan pabrik CPO berkapasitas 45 ton per jam pada umumnya. "Soalnya, pabrik dibangun di areal basah sehingga biayanya lebih mahal," ujar Krisna.

Pabrik baru itu akan menambah jumlah pabrik CPO GZCO menjadi tiga unit. Sebelumnya GZCO sudah memiliki dua pabrik CPO berkapasitas 135 ton per jam dan 90 ton per jam. Dua pabrik itu dikelola anak usaha GZCO, yaitu PT Suryabumi Agrolanggeng dan PT Indotruba Tengah.

Selain ekspansi, GZCO optimistis bisa mengerek produksi baik CPO maupun tandan buah segar (TBS). Tahun ini, GZCO mengincar pertumbuhan produksi 20% dari 2011 yang tercatat 58.139 ton. Adapun produksi TBS ditargetkan naik 28% dari 2011 yang sebesar 167.625 ton.

Harga saham GZCO pada perdagangan kemarin ditutup menanjak 5,08% menjadi Rp 310 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×