Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. Sudah empat hari terakhir, mata uang Asia perkasa atas dollar. Hal ini terjadi seiring beredarnya spekulasi kalau the Federal Reserve bakal melakukan pembelian surat utang tambahan. Kondisi itu tentunya akan mendongkrak suplai dollar yang dapat diinvestasikan di aset-aset emerging market yang memiliki yield tinggi.
Pada pukul 16.30 waktu Hongkong, Bloomberg-JP Morgan Asia Dollar Index menguat 0,1% menjadi 115,60. Penguatan tertinggi dialami peso Filipina sebesar 0,6% menjadi 42,755. Ini merupakan posisi terkuat peso sejak Mei 2008. Penguatan juga dialami won Korea Selatan sebesar 0,3% menjadi 1.113,65. Bahkan sebelumnya won sempat menyentuh level terkuat dalam dua minggu di posisi 1.111,09.
"Fokus pasar saat ini lebih mengarah pada quantitative easing the Fed. Hanya saja, pasar kurang yakin mengenai langkah yang bakal diambil the Fed. Sehingga kita tidak melihat adanya pergerakan besar di pasar mata uang," jelas Sung Jae Man, currency analyst Tong Yang Securities Inc di Seoul.
Sementara itu, dollar Singapura menguat 0,2% menjadi S$ 1,2892. Angka tersebut merupakan level paling perkasa dollar Singapura sejak Bloomberg mulai menghimpun data di tahun 1981, Sementara, ringgit Malaysia menguat 0,2% menjadi 3,09 dan yuan China menguat 0,3% menjadi 6,6791. Rupiah Indonesia dan baht Thailand masing-masing tak banyak berubah di posisi 8.927 dan 29,83.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News