kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Peringkat Saham Indonesia Naik, Ini Pesan Analis untuk Investor Saham


Kamis, 24 April 2025 / 21:07 WIB
Peringkat Saham Indonesia Naik, Ini Pesan Analis untuk Investor Saham
ILUSTRASI. Perusahaan perbankan investasi dan jasa keuangan, UBS Group AG menaikkan peringkat saham Indonesia menjadi overweight. Keputusan ini didorong oleh kualitas fundamental domestik serta karakter pasar yang relatif defensif./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/26/03/2020


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan perbankan investasi dan jasa keuangan, UBS Group AG menaikkan peringkat saham Indonesia menjadi overweight. Keputusan ini didorong oleh kualitas fundamental domestik serta karakter pasar yang relatif defensif.

Sentimen positif dari UBS yang menaikkan peringkat saham Indonesia ke overweight membantu, namun dianggap belum cukup menenangkan pasar secara menyeluruh. 

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menyebut saat ini sentimen global terlihat mulai stabil, termasuk dari pernyataan Donald Trump yang mulai melunak terkait tarif impor dari Tiongkok. 

“Ini memberikan ruang bagi IHSG untuk menguat dalam jangka pendek. Namun, kami melihat kondisi ini masih bersifat sementara. Ketidakpastian global tetap tinggi, sehingga investor perlu tetap waspada terhadap potensi koreksi,” ujar Nico.

Baca Juga: UBS Naikkan Peringkat Saham Indonesia, Investor Sebaiknya Bagaimana?

Dalam kondisi seperti ini, Nico melihat sektor perbankan, emas, dan consumer goods sebagai sektor yang layak dicermati. Menurutnya, sektor konsumer tetap kuat karena didorong permintaan dasar yang stabil.

“Di tengah kondisi karena perang dagang, konsumsi pasti masih akan diperlukan saat ini,” ujarnya.

Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyoroti pentingnya pendekatan kombinasi antara analisis fundamental dan teknikal. 

“Saham yang undervalued secara fundamental dan telah masuk fase sideways secara teknikal bisa menjadi sinyal akumulasi menuju fase markup. Di situlah peluang gain optimum bisa muncul,” jelas Nafan.

Baca Juga: Dua Bulan Lalu Dipangkas Goldman, Kini UBS Kerek Peringkat Indonesia Jadi Overweight

Nico menyarankan agar investor ritel fokus pada saham berfundamental kuat dan mulai melakukan akumulasi jika niatnya adalah investasi jangka panjang. Untuk trader, volatilitas bisa dimanfaatkan asal disertai manajemen risiko dan diversifikasi aset.

Hingga saat ini, baik Nico maupun Nafan belum melakukan revisi terhadap proyeksi atau target IHSG untuk tahun 2025.

“Kami masih menanti perkembangan lebih lanjut, terutama hingga semester pertama berakhir,” pungkas Nico.

Selanjutnya: Wall Street Dibuka Variatif Kamis (24/5), Dibayangi Dinamika Tarif & Laporan Keuangan

Menarik Dibaca: Setengah Abad Lebih, Aica Aibon Terus Berinovasi untuk Pengguna

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×