Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Bursa Asia bergerak liar pada transaksi Senin (23/5). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.02 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,1% menjadi 125,53. Pada transaksi sebelumnya, indeks acuan di kawasan regional ini sempat naik 0,1%.
Sementara itu, indeks Topix Jepang turun 0,5%, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,1%, indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru tak banyak mencatatkan perubahan, dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2%.
Pergerakan liar bursa Asia terjadi seiring aksi wait and see pelaku pasar mengenai sinyal lanjutan kebijakan suku bunga the Federal Reserve. Di sisi lain, bursa Jepang tampak tertekan di tengah perdebatan sengit antara menteri keuangan negara-negara besar dunia mengenai penguatan yen.
Head of Investment strategy AMP Capital Investors Ltd yang berbasis di Sydney mengatakan, dalam jangka pendek, tingkat volatilitas market masih akan tetap tinggi.
"Kecemasan mengenai the Fed kembali menjadi fokus pelaku pasar. Dan hal ini bisa menyebabkan ketidakpastian pada pergerakan dollar AS, yuan, dan harga komoditas. Meski demikian, dalam volatilitas jangka pendek, kami masih melihat tren kenaikan pergerakan saham," paparnya.
Sekadar informasi tambahan, Amerika Serikat (AS) merilis peringatan terbaru kepada Jepang. Kali ini, negeri Paman Sam menegur negeri Matahari Terbit lantaran dianggap melakukan intervensi di pasar mata uang.
Perdebatan intervensi mata uang antara AS dan Jepang menjadi agenda utama pertemuan para pemimpin negara maju G-7 pada Sabtu (21/5) lalu di Sendai, Jepang. Washington bersikukuh Tokyo tidak memiliki alasan apapun untuk sengaja melemahkan yen di pasar mata uang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News