kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Performa Bisnis Tumbuh Positif, Simak Prospek Saham Mitratel Menurut Analis


Senin, 10 Juli 2023 / 06:20 WIB
 Performa Bisnis Tumbuh Positif, Simak Prospek Saham Mitratel Menurut Analis
ILUSTRASI. KONTAN/Baihaki


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) dinilai akan semakin cerah sehingga akan menjadi faktor pendorong harga sahamnya begerak positif. Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (7/7), saham MTEL ditutup naik 0,74% ke level Rp 680/saham dengan nilai transaksi Rp 12,47 miliar dan volume perdagangan 18,40 juta saham.

Saat ini kapitalisasi pasar saham anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini mencapai Rp 56,80 triliun dengan rasio price to book value (PBV) 1,66 kali. Dalam sepekan terakhir saham MTEL naik 2,26% dan sebulan terakhir melesat 6,27%.
 
Pada kuartal I 2023, Mitratel telah membukukan pendapatan Rp2,06 triliun, tumbuh 9,9%. Sedangkan laba bersih senilai Rp 501 miliar atau naik 9,1% secara tahunan. onsensus Bloomberg pun mencatat 18 sekuritas yang meng cover MTEL dan 100% merekomendasikan beli dengan target harga rata rata Rp935.

Analis NH Korindo, Leonardo Lijuwardi, dalam riset terbarunya menyebut kinerja positif MTEL kuartal I tak lepas dari efisiensi yang dilakukan. Beban usahanya tercatat turun  11,4% secara tahuann menjadi Rp 379 miliar. Ini terutama dikontribusi dari pemangkasan biaya konstruksi dan manajemen proyek 47,6% yoy menjadi Rp 101 miliar.
 
“Efisiensi yang ditunjukkan oleh MTEL merupakan strategi yang baik di mana MTEL telah selektif dalam memilih segmen bisnis yang memiliki margin lebih tinggi,” kata Leonardo dalam riset per 27 Juni 2023 dikutip Senin (10/7).
 
Sementara itu, dari sisi data aset operasional, jumlah menara yang dimiliki MTEL saat ini mencapai 36.439 unit, bertambah 27,5% yoy dari kuartal yang sama tahun lalu yang hanya 28.577 unit dan akhir tahun lalu 35.418 unit. Jumlah penyewa meningkat menjadi 53.317 penyewa, naik 23,7% secara yoy. 

“Tingkat tenancy ratio pada kuartal berada di 1,46. Meski tenancy ratio masih di bawah perusahaan sejenis, cukup menarik bahwa MTEL belum mengoptimalkan sewa menaranya secara optimal. Potensi MTEL sebagai pemilik menara terbesar di Indonesia masih belum terbuka sepenuhnya,” tulis Leonardo.
 
Oleh karena itu, H Korindo memberikan target harga saham MTEL mencapai Rp 835/saham dengan potensi kenaikan 25,56% dari harga saat perhitungan riset dilakukan di level Rp 665/saham (27 Juni). Harga ini mencerminkan 11,3 kali perkiraan EV/EBITDA 2023. 

Menurutnya, valuasi MTEL menarik karena saat ini sahamnya diperdagangkan di bawah rata-rata standar deviasi EV/EBITDA sejak perusahaan IPO. Dia juga menyoroti potensi kontribusi bisnis baru bagi Mitratel kendati saat ini porsi terbesar pendapatan disumbang bisnis menara. 

“Hal lain yang mendukung rekomendasi kami adalah pertumbuhan penyewa dan pertumbuhan pendapatan serta ekspansi bisnis menara di masa depan, seperti segmen FTTT (Fiber To The Tower-fiberisasi tower) dan PTTT (Power To The Tower-penyediaan solusi daya ke tower) dan infrastruktur 5G,” kata Leondardo.

Dalam risetnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Nico Margaronis sebelumnya juga melihat potensi besar bisnis fiber optic dan memprediksi Mitratel bakal mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif tahun ini. “Pendapatan menara sekarang mencapai 92%, non menara sebesar 8% sehingga terbuka prospek jangka menengah dengan adanya sumbangan pendapatan baru,” kata Nico.
 
Di sisi lain, Mitratel juga menargetkan order book yang kuat dari 4.000 penyewa organik untuk dieksekusi pada 2023, 3.000 di antaranya adalah kolokasi. BRI Danareksa merekomendasikan saham MTEL beli dengan target harga Rp 930/saham.
 
BRI Danareksa memproyeksikan pendapatan MTEL mencapai Rp 8,62 triliun di tahun ini dan tahun depan Rp 9,25 triliun. Sementara EBITDA tahun ini menjadi Rp 6,84 triliun dan tahun depan Rp 7,42 triliun. Tahun ini, MTEL diproyeksikan mengantongi laba bersih Rp 2,14 triliun, dan tahun depan Rp 2,26 triliun.
 
Sebelumnya tim riset JP Morgan sudah merekomendasikan overweight untuk saham MTEL dan netral bagi dua kompetitornya yakni PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
 
Pertimbangannya, Mitratel memiliki posisi yang baik untuk pertumbuhan organik dan anorganik seriring dengan pertumbuhan data nirkabel, persyaratan investasi jaringan, relasi dengan operator jaringan telekomunikasi, dan ruangan keuangan untuk mendukung ekspansi anorganik.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×