kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.164   36,00   0,22%
  • IDX 7.064   79,88   1,14%
  • KOMPAS100 1.055   14,74   1,42%
  • LQ45 829   12,41   1,52%
  • ISSI 214   1,45   0,68%
  • IDX30 423   6,94   1,67%
  • IDXHIDIV20 509   7,44   1,48%
  • IDX80 120   1,74   1,47%
  • IDXV30 125   0,49   0,40%
  • IDXQ30 141   1,96   1,41%

Perdagangan Bursa Karbon Sepi di Hari Kedua


Kamis, 28 September 2023 / 08:30 WIB
Perdagangan Bursa Karbon Sepi di Hari Kedua


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Baru masuk di hari kedua, perdagangan Bursa Karbon sepi peminat. Rabu (27/9), Bursa Karbon Indonesia tidak mencatatkan transaksi sama sekali.

Harga unit karbon di pasar reguler pun tak berubah. Hingga akhir perdagangan, harga unit karbon IDTBS mandek di level Rp 77.000 per tCO2.

Jumlah pengguna jasa bursa karbon juga tidak bertambah. Pada perdagangan perdana Selasa (26/9), ada 15 pengguna jasa sebagai pembeli dan satu penjual.

Dalam debut perdagangan Selasa (26/9), nilai transaksi bursa karbon mencapai Rp 29,20 miliar. Produk karbon hanya berasal dari Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE).

Adapun Pertamina NRE menawarkan Unit Karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) di harga Rp 69.600 dan Rp 70.000.

Baca Juga: Bank Rame-Rame Borong di Hari Perdana Bursa Karbon

IDXCarbon melaporkan sepanjang perdagangan perdana Selasa (26/9) terdapat 27 transaksi dengan total volume mencapai 459.953 tCO2 berasal dari 15 pembeli.

Memang Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai penyelenggara telah mewanti-wanti soal likuiditas. Bahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta kepada masyarakat tidak menyamakan dengan pasar saham.

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon mengatakan dari segi likuiditas bursa karbon akan berbeda dari pasar saham atau ekuitas.  

"Karena bursa karbon bukan untuk spekulasi atau jual dan beli sesaat, ini yang harus dibedakan. Tolong jangan di benchmark dengan ekuitas," kata Inarno, Selasa (26/8). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×