Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyisakan dua bulan terakhir pada sisa tahun ini, nyatanya kinerja reksadana pendapatan tetap masih belum cukup optimal. Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja reksadana pendapatan tetap yang tercermin dari Infovesta 90 Fixed Income Fund Index baru sebesar 2,96% sepanjang sepuluh bulan pertama di tahun ini.
Kendati begitu, beberapa produk reksadana pendapatan tetap masih berhasil mengungguli benchmark tersebut. Misalnya Panin Dana Pendapatan Utama yang dikelola oleh Panin Asset Management mampu mencatatkan kenaikan 5,16% hingga akhir Oktober.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan, alasan apiknya kinerja Panin Dana Pendapatan Utama adalah strategi pengelolaan yang berfokus pada alokasi obligasi korporasi. Dia menyebut, alokasi obligasi korporasi pada produk ini mencapai 70%-95%, sementara sisanya adalah obligasi pemerintah.
“Kinerja obligasi korporasi sepanjang 2021 sangat stabil dan tidak begitu terpengaruh gejolak harga obligasi pemerintah. Oleh karena itu, kinerja produk kami bisa positif dan ungguli benchmark,” ungkap Rudiyanto ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (5/11).
Baca Juga: Ekonomi Membaik, Investasi Obligasi Korporasi Lebih Menarik
Asal tahu saja, kinerja obligasi korporasi yang tercermin dari Infovesta Corporate Bond Index mencatatkan kenaikan kinerja 4,38% sepanjang sepuluh bulan pertama di tahun ini.
Adapun, berdasarkan fund fact sheet Panin Dana Pendapatan Utama per 30 Oktober, obligasi korporasi yang ada di portofolionya adalah obligasi korporasi milik INKP, PNM, ASDF, BFIN, Bank BJB, dan sukuk ISAT. Sementara untuk obligasi negara diisi seri FR0086 dan sukuk negara PBS017, serta terdapat deposito Bank Panin Syariah.
Sementara jika dari sisi komposisinya, tercatat porsi obligasi korporasi sebesar 63,6%, lalu obligasi pemerintah 20,7%, dan pasar uang sebesar 15,7% per akhir Oktober 2021.
Rudiyanto meyakini pada dua bulan ke depan, kinerja Panin Dana Pendapatan Utama akan relatif stabil seiring porsi obligasi korporasi yang lebih dominan. Namun, dia menyebut perkembangan inflasi patut diperhatikan karena akan mempengaruhi kinerja reksadana pendapatan tetap ke depan.
Baca Juga: Manfaatkan momentum, emiten ramai-ramai terbitkan obligasi
Menurut dia, walaupun inflasi di beberapa negara luar sudah naik, di Indonesia angka inflasi masih terkendali. Hal ini diekspektasikan masih akan berlanjut sampai akhir tahun nanti.
“Sementara untuk tahun depan, angka inflasi menjadi perhatian penting. Jika lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sekitar 2,5%-3%, maka bisa menjadi sentimen negatif untuk harga obligasi pemerintah,” imbuh Rudiyanto.
Ke depan, Rudiyanto memastikan pengelolaan Panin Dana Pendapatan Utama akan berkaca pada perkembangan harga, inflasi dan suku bunga. Dalam proses pemantauan, akan dilakukan penyesuaian dengan mengatur bobot obligasi korporasi - pemerintah serta durasi obligasi.
“Mengenai bobot, kami sesuaikan dengan kondisi pasar dan perkembangan subscription maupun redeem dari nasabah,” tutup Rudiyanto.
Baca Juga: Mayoritas dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan ditempatkan di surat utang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News