Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mengawali bulan November ini, pasar surat utang korporasi rupanya cukup semarak. Tercatat, sudah ada empat perusahaan yang menawarkan surat utang korporasi, yakni PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MEDC), PT Indomobil Finance, dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
Head of Fixed Income Trimegah Asset Management Darma Yudha mengungkapkan, para emiten tersebut mencoba memanfaatkan tren suku bunga dan yield SBN yang rendah agar cost of fund bisa lebih ditekan. Ditambah lagi, dengan pemulihan ekonomi yang di depan mata, korporasi memerlukan pendanaan untuk melakukan ekspansi.
“Dengan kondisi Covid-19 yang semakin terkendali, aktivitas ekonomi sudah mulai pulih, hal ini mengurangi credit risk para penerbit. Selain itu, operasional perusahaan yang diekspektasikan membaik turut menambah kepercayaan diri untuk terbitkan obligasi korporasi,” kata Yudha kepada Kontan.co.id, Kamis (4/11),
Baca Juga: Protelindo akan menerbitkan obligasi Rp 3,35 triliun, ini bunganya
Secara prospek, Yudha mengaku bullish untuk obligasi korporasi ke depan, walaupun tetap harus berhati-hati. Pasalnya, gelombang ketiga Covid-19 masih membayangi dan ini menjadi risiko bagi setiap perusahaan.
Sementara dari kacamata investor, menurutnya, saat ini bisa jadi momentum yang bagus bagi para investor untuk masuk ke obligasi korporasi. Apalagi, hingga kuartal kedua 2022 diekspektasikan masih akan ramai penerbitan obligasi korporasi sehingga menambah supply dan pilihan bagi investor.
Secara umum, dari sisi yield obligasi korporasi saat ini, dia melihat besarannya sudah kompetitif bila dibandingkan dengan suku bunga acuan maupun deposito. Selain itu, jika dibandingkan dengan SBN juga masih ada selisih premi yang cukup tebal.
Baca Juga: Medco Energi (MEDC) terbitkan obligasi Rp 1 triliun dengan bunga hingga 8,5%
“Jadi investor bisa mulai alokasikan portofolionya ke obligasi korporasi atau ke reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi. Apalagi, reksadana yang berisikan berbagai surat utang korporasi artinya menawarkan diversifikasi serta pemilihan underlying juga tentunya sudah dilakukan secara selektif oleh manajer investasi,” imbuh Yudha.
Dalam memilih obligasi korporasi, Yudha menyarankan investor untuk mencari sektor yang diuntungkan atau bisa resilience selama pandemi Covid-19. Ia mencontohkan sektor telekomunikasi, menara, consumer related, hingga sektor keuangan yang jadi proxy pemulihan ekonomi ke depan.
“Tapi jangan hanya fokus pada sektor, tetap perhatikan bagaimana track record, cara manajemen beradaptasi dengan perkembangan selama Covid-19. Satu yang paling penting, cari perusahaan yang punya kemauan untuk bayar, jangan sebatas melihat kemampuan untuk bayar saja,” tutup Yudha.
Baca Juga: Merdeka Copper (MDKA) terbitkan obligasi tenor pendek Rp 1,5 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News