Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan telah merilis kinerja keuangan periode kuartal pertama tahun 2020. Salah satunya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang membukukan laba bersih Rp 8,17 triliun pada kuartal I 2020. Laba tersebut turun tipis 0,36% dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 8,20 triliun.
Kemudian, laba PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menyusut sebesar 36,79% (yoy) dari Rp 723 miliar pada kuartal I 2019 menjadi Rp 457 miliar.
Sementara itu, PT Bank Mega Tbk (MEGA) masih berhasil menorehkan kinerja positif sepanjang kuartal I 2020. MEGA memperoleh laba bersih Rp 669,39 miliar di periode triwulan pertama 2020 atau tumbuh 38,39% secara yoy. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) juga berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik pada triwulan pertama 2020 sebesar Rp 402,297 miliar atau meningkat 39,49% yoy.
Baca Juga: IHSG diprediksi masih melemah meski BI memangkas suku bunga
Analis Henan Putihrai Liza Camelia mengatakan, saham-saham dari sektor perbankan masih belum favorable (menguntungkan) di tengah pandemi Covid-19. Hal ini lantaran dapat dipastikan bahwa akan banyak perusahaan yang kesulitan melunasi utang korporasinya karena aktivitas bisnis yang sedang kurang kondusif.
Dengan begitu, sambungnya, akan mengancam terjadinya pembengkakan kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada saham-saham perbankan tersebut. Di lain sisi, pemerintah memang telah mengalokasikan stimulus sebesar Rp 70 triliun untuk merestrukturisasi utang-utang usaha mikro kecil menengah atau (UMKM), yang muatan paling besar berada pada bank BRI dan BMRI.
Meski demikian, bank BRI misalnya, masih menanggung beberapa halangan. Pasalnya utang yang direstrukturisasi menembus Rp 100 triliun per April, nilai ini mewakili 11% dari total loan yang dikucurkan BRI.
Baca Juga: Fokus mendongkrak konsumsi rumah tangga, ini stimulus yang digelontorkan pemerintah
"Hampir seluruhnya merupakan utang para pelaku usaha UMKM. BRI memperkirakan ada 9,6 juta debitur yang perlu dibantu penyelesaian kreditnya," ujarnya, Jumat (15/5).
Lebih lanjut dia bilang, angka tersebut setara dengan Rp 426 triliun kebutuhan restrukturisasi utang pada sektor UMKM saja. Sejauh ini, baru sekitar 1,2 juta debitur yang mendapatkan restrukturisasi.
Dalam beberapa hari terakhir, saham BBRI memang terus turun. Terakhir pada penutupan perdagangan Jumat (15/5), saham BBRI turun 4,68% ke harga Rp 2.240. Dia menambahkan, pelaku pasar dapat mencoba speculative buy di sekitar Rp 2.150 hingga Rp 2.100.
Baca Juga: Likuiditas kering dihantam corona, pengusaha jalan tol mengajukan stimulus
Saham BMRI juga ditutup melemah 4,81% ke level 3760 pada penutupan akhir pekan. Ia menyarankan pelaku pasar untuk dapat melakukan aksi beli secara bertahap dengan target terdekat di sekitar 4.000 hingga Rp 4.200.
Sementara itu, harga saham BTPS berada di level 2080 pada Jumat (15/5). Untuk investor yang ingin mengakumulasi saham BTPS, dia merekomendasikan pelaku pasar bisa buy on weakness di sekitar Rp 1.960.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News