Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lion Metal Works Tbk berupaya untuk membenahi kinerjanya tahun ini. Karenanya, perusahaan menyiapkan strategi untuk memperbaiki kinerja tahun ini.
Direktur PT Lion Metal Works Tbk Kris Sophiaan mengatakan, perseroan akan upayakan perbaikan kinerja terus-menerus, melakukan efisiensi dan peningkatan produktivitas, peremajaan peralatan, mengembangkan dan memperbaiki desain produk, melakukan diversifikasi produk, dan meningkatkan pelayanan purna jual.
Oleh sebab itu, tahun ini perusahaan masih terus berinvestasi pada mesin. Ia menjelaskan seperti tahun lalu, perusahaan berinvenstasi pada mesin senilai Rp 9 miliar. Salah satunya, automatic coil cut to lenght line untuk memotong plat coil.
“Kami lakukan pembelian mesin tersebut karena biasanya pemotongan dilakukan di luar, sedangkan tiap tahun memotong 20.000 ton, sehingga diharapkan investasi tersebut dapat menghemat biaya pemotongan,” jelas Kris setelah paparan publik di Jakarta, Selasa (26/6).
Selain itu, agar arus kas tetap terjaga, perusahaan memilih berhati-hati untuk menerima kontrak pekerjaan karena persoalan pembayaran. “Bisa sampai bertahun-tahun tidak membayar,” ujarnya
Berbeda dengan perusahaan BUMN, hal tersebut dikarenakan pemerintah mempersiapkan SKBDN. “Mungkin jika itu diberikan kepada perusahaan swasta, akan menolong,” jelasnya.
Saat ini, emiten dengan kode saham LION di Bursa Efek Indonesia juga sedang mengincar beberapa proyek, diantaranya Pertamina dan power plant. Sayangnya, untuk proyek Pertamina masih dalam tahap pengerjaan sipil, sehingga perusahaan masih menunggu.
Ia melihat nilai proyek Pertamina bersama perusahaan Rusia terkait petrokimia dan oil refinery sangat besar dengan nilai US$ 15,4 juta. Ia menilai jika proyek tersebut berjalan, kabel yang akan dipasang bisa mencapai 60 kilometer (km) – 80 km. Sedangkan untuk proyek power plant tidak dapat ia jelaskan lebih rinci terlebih dahulu.
LION saat ini juga sedang melakukan kerjasama dengan Jepang terkati bagasi di salah satu bandara Jepang. Sayangnya, untuk nilainya ia tidak dapat mengungkapkan. “Kurang lebih sekitar 150 unit dalam bentuk jaringan,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News