Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Emiten konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil mengantongi kontrak baru Rp 1,25 triliun dalam dua bulan pertama tahun ini. Jumlah ini setara dengan 2,4% dari target kontrak baru yang dipatok perseroan tahun ini yakni Rp 52,2 triliun.
Perolehan kontrak anyar WIKA hingga bulan Februari 2016 tersebut masih melambat 63% jika dibanding dengan perolehan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 3,44 triliun.
Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan WIKA mengatakan seluruh kontrak baru yang didapat tersebut masih dari proyek-proyek dalam negeri. Sedangkan perseroan belum berhasil mengantongi proyek luar negeri hingga saat ini.
"Saat ini kita sedang mengikuti tender di Arab. Ada beberapa tender dalam tahap prakualifikasi seperti proyek rumah sakit dari IDB, perhotelan dan residential," kata Suradi, Selasa (1/3).
Suradi bilang, kelengkapan dokumen untuk pendirian kantor Cabang di Arab sudah lengkap. Dirinya yakin WIKA bisa mendapatkan beberapa proyek di negara tersebut karena sudah memiliki pengalaman di Indonesia. Tahun ini, perseroan membidik kontrak baru Rp 2 triliun dan sekitar Rp 500 miliar -Rp 600 miliar diincar dari Arab.
Kontrak baru teranyar yang berhasil dikantongi WIKA didapat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Pada 29 Februari lalu, perseroan menandatangani kontrak kerjasama dengan Kementerian ESDM terkait dengan proyek-proyek strategis tahun anggaran 2016.
Dari kerjasama tersebut, WIKA akan menggarap Jaringan Gas Prabumulih, Sumatera Selatan dengan bekerjasama dengan Rekayasa Industri (Rekind) dan NK senilai Rp 296 miliar. Perseroan menjadi pemimpin konsorsium dengan porsi sebesar 60%.
Selain proyek pembangunan jaringan gas, WIKA juga mendapat kepercayaan Kementerian ESDM menggarap pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Bekasi senilai Rp44,43 miliar, fasilitas penunjang penerangan jalan umum Rp45,04 miliar, proyek tangki bahan bakar nabati Rp 48,74 miliar serta pembangunan mini hydro di tiga tempat yaitu di Ilaga senilai Rp31,97 miliar, Oksibil senilai Rp17,34 miliar, dan Supiori senilai Rp19,81 miliar.
Tahun ini, WIKA menargetkan kontrak baru Rp 52,2 triliun atau tumbuh 106,6% dari target perolehan kontrak baru pada tahun 2015 yakni Rp 25,3 triliun. Pertumbuhan target ini seiring dengan kehadiran proyek High Speed Rail (HSR) atau kereta api cepat Jakarta-Bandung yang tengah digarap perseroan. Perseroan menargetkan kontrak baru Rp 17 triliun dari proyek HSR tahun ini.
Perseroan juga mengincar kontrak baru dari proyek pembangkit listrik senilai Rp 4,5 triliun, jalan tol Rp 3,9 triliun dan proyek luar negeri Rp 2 triliun. Sebagian besar kontrak baru tahun ini diincar dari proyek swasta yakni sekitar Rp 33,3 triliun atau 63,2%, proyek pemerintah Rp 10,8 triliun dan Proyek BUMN Rp 8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News