Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah menuju US$75 per barel pada perdagangan Rabu (28/7). Jelang laporan industri yang diperkirakan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 41 sen atau 0,6% menjadi US$74,89 per barel pada 1337 GMT, setelah membukukan penurunan pertama dalam enam hari pada Selasa.
Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 48 sen atau 0,7%, menjadi US$72,13 per barel.
Pada hari Selasa, dua sumber pasar mengutip angka American Petroleum Institute (API) mengatakan stok minyak mentah turun 4,7 juta barel, lebih dari perkiraan analis.
"Katalis harga ini mungkin menyuntikkan beberapa momentum yang sangat dibutuhkan ke dalam proses, terutama setelah API menetapkan nada bullish," kata Stephen Brennock, broker PVM, mengacu pada laporan EIA.
Baca Juga: Menjelang pengumuman The Fed, begini proyeksi IHSG untuk Kamis
Asal tahu harga minyak telah naik 45% pada tahun ini, dibantu oleh pemulihan permintaan dan pembatasan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+.
OPEC+ setuju untuk meningkatkan pasokan sebesar 400.000 barel per hari mulai Agustus, mengurangi lebih banyak pengurangan pasokan tahun lalu, tetapi ini dipandang terlalu rendah oleh beberapa analis mengingat prediksi rebound permintaan tahun ini.
"Pasokan minyak kemungkinan akan tetap ketat bahkan dengan kenaikan produksi yang ditetapkan oleh OPEC+," kata Naeem Aslam dari broker online Avatrade.
Meningkatnya jumlah kasus virus corona di seluruh dunia, meskipun ada program vaksinasi, telah membatasi kenaikan harga minyak dan tetap menjadi perhatian.
Selain laporan EIA, pernyataan dari pertemuan kebijakan Federal Reserve AS yang dijadwalkan pada 1800 GMT juga akan menjadi fokus pasar. Dolar menguat menjelang pertemuan, yang cenderung membebani minyak karena membuat minyak mentah lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News