kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penurunan harga minyak dan batubara bikin indeks sektor tambang merosot


Senin, 26 November 2018 / 12:39 WIB
Penurunan harga minyak dan batubara bikin indeks sektor tambang merosot
ILUSTRASI. Tongkang Batubara


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sektor saham tambang (mining) tercatat masih bergerak negatif hingga akhir perdagangan sesi I, Senin (26/11). Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat indeks sektor tambang turun hingga 2,04% hingga sesi I.

Turunnya sektor ini diikuti oleh anjloknya beberapa saham unggulan seperti saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Bumi Recources Tbk (BUMI) dan PT Dunia Makmur Tbk (DOID).

Tercatat PTBA sudah turun hingga 5,34% ke level Rp 4.090 per saham, MEDC turun 5,71% ke level Rp 660 per saham, BUMI turun 7,95% ke level Rp 139 per saham dan DOID turun 6,30% ke level Rp 595 per saham.

Melihat kondisi ini, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, sentimen utama yang masih jadi penggerak saham sektor pertambangan adalah dari gejolak harga minyak dan batubara. Tercatat berdasarkan data Bloomberg, Senin (26/11) hingga pukul 11.25 WIB harga minyak WTI secara year to date turun 15,83% ke level US$ 50,81 per barel.

Kemudian untuk harga batubara berdasarkan kontrak per Februari 2019 ICE Newcastle menurun 0,46% menjadi US$ 97,35 per ton. “Utamanya masih disebab oleh gejolak harga minyak dan batubara,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Senin (26/11).

Setali tiga uang, Analis Senior CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan pasar sedang merespons negatif pergerakan harga komoditas di pasar global dengan bereaksi untuk melakukan aksi jual sehingga harga saham menurun.

“Harus melihat juga kebijakan larangan impor China masih berlaku hingga jangka panjang atau tidak. Dan, melihat market di luar China yang bisa menjadi pengganti,” ujar Reza.

Menurutnya saat ini kecenderungannya adalah wait and see hingga ada titik terang terkait harga komoditas ini. Pelaku pasar yang belum sempat keluar bisa bertahan atau pindah ke sektor lain sembari menunggu sinyal positif dari sektor tambang dan energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×