kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Penurunan harga minyak bisa menguntungkan sejumlah emiten ini, tapi...


Rabu, 09 September 2020 / 18:08 WIB
Penurunan harga minyak bisa menguntungkan sejumlah emiten ini, tapi...
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 143 terparkir di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Rabu (2/9/2020). Mulai Rabu ini Garuda Indonesia melakukan penambahan frekuensi penerbangan u


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dan Brent turun ke level di bawah US$ 40 per barel. Adapun harga minyak WTI pengiriman kontrak Oktober 2020 menembus level US$ 36,44 per barel. Sementara minyak Brent kontrak pengiriman November 2020 menembus level US$ 39,54 per barel. 

Penurunan tersebut disambut baik oleh beberapa emiten terdampak. Tapi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengungkapkan bahwa dampak Covid-19 membuat penurunan harga tersebut terasa tidak signifikan. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, dalam kondisi normal, penurunan harga minyak dapat membuat biaya bahan bakar menjadi lebih efektif. Pasalnya, komponen biaya untuk avtur selama ini mencapai sekitar 20% dari pengeluaran lainnya dalam kondisi normal.

"Nah waktu penurunan ini mestinya menikmati dari segi effective cost, sayangnya penerbangannya tidak banyak jadi dampaknya tidak nendang," jelas Irfan kepada Kontan.co.id, Rabu (9/9). 

Baca Juga: Tak berdaya, harga minyak mentah lanjutkan pelemahan terseret kebangkitan Covid-19

Irfan mengatakan, pengeluaran biaya avtur sejalan dengan jumlah penerbangan yang dilakukan oleh Garuda. Sehingga saat penerbangan sedikit, maka dampak penurunan harga tidak terlalu terasa. Sedangkan biaya lainnya, dengan jumlah lebih besar tetap dikeluarkan oleh Garuda, salah satunya biaya sewa pesawat. 

Irfan menambahkan, jumlah penerbangan Garuda Indonesia sejak awal Covid-19 masuk Indonesia turun hingga 90%. Namun, saat ini jumlah penerbangan telah meningkat.

Dus, Irfan berharap hingga akhir tahun jumlah penerbangan bisa segera pulih. "Kami berharap jelang akhir tahun, (jumlah penerbangan) bisa di angka 50% sebelum Covid-19, tapi kami masih lihat terus perkembangan karena jumlah Covid-19 meningkat terus di Indonesia," ujar dia. 

Baca Juga: Buana Lintas Lautan (BULL) akan private placement 10% saham


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×