Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors (UNTR) mencatatkan penurunan penjualan Komatsu secara kumulatif sebesar 17,49% secara year on year (yoy) menjadi 1.731 unit dari Januari sampai Mei 2019. Penurunan ini akibat melambatnya industri pertambangan.
Sekretaris Perusahaan UNTR Sara Loebis menjelaskan, turunnya penjualan sejalan dengan kegiatan pertambangan yang saat ini melambat. “Hal ini imbas dari harga batubara lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (3/7).
Sara belum bisa membeberkan berapa unit alat berat yang sudah dijual karena laporan selanjutnya akan disampaikan pada akhir Juli mendatang. Namun penurunan penjualan ini tidak serta-merta mengoreksi target penjualan UNTR.
Sara menyatakan target penjualan 4.000 unit pada akhir tahun masih sesuai. Pasalnya, bisnis alat berat tidak melulu pada penjualan unit tapi juga pada produk support atau after sales yang sangat dibutuhkan customer guna memastikan produktivitas alat yang prima.
Untuk mencapai target akhir tahun, Sara menyatakan ada beberapa strategi yang sedang dilakukan UNTR. Strategi ini antara lain diversifikasi usaha dengan mengakuisisi tambang mineral, yakni tambang batubara dan emas.
Sampai saat ini UNTR akan fokus memaksimalkan tambang yang sudah diakuisisi yakni tiga tambang batubara dan satu tambang emas. Strategi berikutnya, memperkuat modal di anak perusahaan agar lebih produktif. Sebelumnya UNTR lewat anak usahanya PT Tuah Turangga Agung meningkatkan kepemilikan saham PT Suprabari Mapanindo Mineral yang bergerak di pertambangan batubara jenis kokas batubara.
Dengan pembelian tersebut, Tuah Turangga Agung memiliki 10,47 juta saham atau senilai Rp 104,78 miliar. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kepemilikan saham sebagai tambahan modal kerja bagi Suprabari Mapanindo.
Sara bilang peningkatan modal di Suprabari Mapanindo untuk mendukung peningkatan kapasitas produksi dan infrastruktur yang diperlukan. Namun dia tidak menyebut indikasi dan kontribusi keuangan Suprabari.
Kendati demikian, penjualan Suprabari diprediksi akan tumbuh dari tahun lalu sekitar 800.000 metrik ton batubara menjadi 1 juta metrik ton sampai dengan 1,2 juta metrik ton tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News