kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Penjualan sukuk tabungan ST007 sudah melewati dua seri non-tradable sebelumnya


Selasa, 17 November 2020 / 20:34 WIB
Penjualan sukuk tabungan ST007 sudah melewati dua seri non-tradable sebelumnya
ILUSTRASI. Penjualan sukuk tabungan ST007 hingga Selasa (17/11) malam mencapai Rp 2,32 triliun.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jika dibandingkan dengan penjualan sukuk ritel dan obligasi negara ritel, angka penjualan sukuk tabungan seri ST007 memang jauh tertinggal. Mengutip laman Investree, penjualan ST007 hingga Selasa (17/11) malam mencapai Rp 2,32 triliun.

Angka penjualan ST007 yang menawarkan imbalan 5,50% ini sudah lebih tinggi daripada target awal pemerintah sebesar Rp 2 triliun, dengan masa penawaran yang masih berlangsung hingga pekan depan. Tapi, capaian penjualan ST007 sudah di atas permintaan SBN ritel non-tradable sebelumnya.

Sekadar mengingatkan, saving bond ritel (SBR) seri SBR009 dengan kupon minimal 6,3% laku sebanyak Rp 2,25 triliun pada November tahun lalu atau di atas targetnya Rp 2 triliun. Sedangkan untuk penjualan ST006 yang menawarkan imbalan minimal 6,75% ditutup sebanyak Rp 1,46 triliun pada Februari 2020 lalu.

Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengungkapkan, secara nominal capaian penjualan lelang ST007 memang agak terlambat. Hal ini kemungkinan terjadi karena faktor musiman, ditambah lagi yield atau imbal hasil yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan surat berharga negara (SBN) ritel sebelumnya. 

Baca Juga: Sukuk ritel menjadi pilihan investasi syariah aman nan menguntungkan

Siklus ekonomi masyarakat juga berpengaruh. Penerbitan ST007 tidak berbarengan dengan momentum penambahan pendapatan masyarakat atau bonus dan lainnya. "Karena pendapatan masyarakat enggak tumbuh signifikan, jadi permintaan (ST007) juga agak terhambat," kata Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (17/11).

Jika berkaca pada penjualan SBN ritel sebelumnya, umumnya penjualan dilakukan bersamaan musim hari raya, pembagian THR dan bonus lainnya, sehingga masyarakat punya kelebihan dana untuk di investasikan. Selain itu, ST007 masuk kategori non-tradable alias tidak bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Namun itu bukan faktor utama karena kebanyakan investor SBN ritel cenderung bersifat hold to maturity atawa dipegang hingga jatuh tempo.

Proyeksi Fikri, hingga penutupan masa penawaran, ST007 mampu terjual sebanyak Rp 5 triliun, didukung kondisi likuiditas dalam negeri yang masih banyak dan relatif lebih besar, terutama yang memiliki tabungan di atas Rp 2 miliar. "Karena ST007 untuk ritel, kemungkinan tidak akan nambah banyak di akhir penutupan, apalagi investor mulai melirik aset-aset lain yang mulai positif seperti saham," pungkas dia.

ST007 merupakan obligasi ritel terakhir yang diterbitkan oleh pemerintah pada tahun ini. Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan SBR009, SR012, ORI017, SR013, dan ORI018.

Dari kelima obligasi ritel tersebut, tercatat seri SR013 menjadi yang paling banyak peminatnya. Saat itu SR013 berhasil membukukan penjualan Rp 25,67 triliun. Sementara dari kelima seri yang sudah diterbitkan, pemerintah berhasil mengantongi dana Rp 71,36 triliun.

Baca Juga: Penjualan ST007 cenderung lambat, BNI sudah menembus target awal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×