Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sukuk Tabungan (ST) seri ST014 telah melewati pekan pertama penawaran. Dalam periode tersebut, penjualan mencapai Rp 7,02 triliun atau sekitar 50% dari target Rp 15 triliun.
Per Kamis (13/3) pukul 14.57 WIB, tepat hari ketujuh penawaran ORI025 ini, Kementerian Keuangan mencatat realisasi penjualan sebesar Rp 5,69 triliun pada ST014 untuk tenor 2 tahun (ST014T2) dan Rp 1,33 triliun pada tenor 4 tahun (ST014T4).
General Manager Divisi Wealth Management BNI Henny Eugenia menyebut pemesanan ST014 melalui BNI sebagai salah satu mitra distribusi telah mencapai Rp 615 miliar. Ia memastikan penjualan kupon ST014 di BNI sesuai dengan target kontribusi BNI pada penerbitan ini.
Baca Juga: Kupon Besar! Ini Cara Pemesanan Sukuk ST014, Investasi Rp 1 Juta Yield Rp 66.000
“Saya percaya target penerbitan ST014 secara keseluruhan juga masih akan tercapai mengingat penawaran masih berlangsung hingga 16 April,” ungkap Henny kepada Kontan.co.id, Kamis (13/3).
Bareksa, mitra distribusi ST014 lainnya, menyampaikan optimisme yang sama. Ni Putu Kurniasari, COO Bareksa bahkan memproyeksi penambahan kuota hingga lebih dari Rp 20 triliun hingga akhir masa penawarannya.
Bukan tanpa alasan, Ni Putu berkaca pada produk sebelumnya ORI027 yang terjual hingga Rp 37 triliun, melewati target awal sebesar Rp 25 triliun. Di samping itu, imbal hasil yang ditawarkan ST014 turut menjadi daya pikat yang membuka potensi penambahan kuota.
Untuk diketahui, ST014 menawarkan kupon senilai 6,5% untuk ST014T2 dan 6,6% untuk ST014T4. Dibuka dalam 40 hari masa penawaran sejak 7 Maret 2025 lalu, imbal hasil ST ini menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.
Analis Fixed Income Pefindo Ahmad Nasrudin menyebut penambahan target penawaran ST014 akan bergantung utamanya pada rapat Bank Indonesia pekan ini dan tingkat inflasi Maret. Pasalnya, ST014 merupakan obligasi yang mengacu pada suku bunga Bank Indonesia (BI), sehingga imbal hasilnya sangat bergantung pada keputusan BI.
Di samping itu, Ahmad juga menyoroti potensi seri FR mendatang yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi karena mengacu pada pasar obligasi, bukan suku bunga BI.
ST014 mungkin mengalami penambahan kuota jika imbal hasil pada pasar obligasi ke depan turun dan membuat imbal hasil yang ditawarkan seri FR tidak lebih menarik.
“Mungkin (penambahan kuota) hingga Rp 20 triliun, mengingat kebutuhan pembiayaan menjadi lebih besar seiring dengan defisit anggaran baru-baru ini,” terang Ahmad kepada Kontan.co.id, Sabtu (15/3).
Baca Juga: Sukuk Tabungan ST014 Laris di Pasar, Tenor 2 Tahun Lebih Diminati
Kendati demikian, Ahmad memproyeksi imbal hasil di pasar obligasi akan terdorong naik akibat inflasi. Pasalnya, per Kamis (13/3), imbal hasil di pasar obligasi mencapai 6,61% untuk tenor 2 tahun dan 6,67% untuk tenor 4 tahun. Angka tersebut relatif lebih menarik ketimbang kupon ST014.
Di luar itu, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario sepakat bahwa ST014 merupakan penawaran yang menarik, dibandingkan dengan produk sejenis pada periode penawaran ST014. Misalnya deposito.
Menurut Ramdhan, keunggulan ST014 dibanding deposito terletak utamanya pada keamanan. ST014 sebagai instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dijamin oleh APBN, sehingga return lebih pasti.
“Perlakuan pajaknya juga beda dibandingkan deposito. Ini cuma 10%,” tambah Ramdhan, Kamis (13/3).
Ramdhan menilai penerbitan SBN yang cukup rutin oleh pemerintah menjadi salah satu upaya edukasi investasi terhadap masyarakat. Imbal hasil yang dituai masyarakat diharapkan menjadi multiplier effect, di samping pemenuhan kebutuhan dana pemerintah.
Selanjutnya: Memperkuat Jaringan Diler, BYD Harmoni Hadir di Jakarta Selatan dan Bekasi
Menarik Dibaca: Kenapa Gula Darah Tetap Tinggi Meskipun Sudah Makan Sehat?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News