Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen kenaikan suku bunga menambah tantangan para mitra distribusi untuk menawarkan sukuk ritel (SR) seri SR016 kepada nasabah. Namun, penjualan SR016 di PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) melebihi target.
Di hari terakhir penawaran, jumlah sukuk ritel yang dipesan investor lebih rendah dibandingkan dengan target dan hasil penjualan surat berharga negara (SBN) ritel sebelumnya.
Mengutip laman Investree, Rabu (16/3), per pukul 20.00 WIB, jumlah pemesanan SR016 secara nasional mencapai Rp 17,82 triliun. Angka ini sekitar 89,12% dari target, yaitu Rp 20 triliun.
Baca Juga: Pemerintah Dinilai Bisa Kurangi Biaya Dana Lewat Penerbitan SBN untuk PPS
Dengan asumsi angka tersebut merupakan angka akhir penjualan SR016, maka penjualan surat utang ritel ini juga lebih rendah dari hasil penjualan obligasi negara ritel (ORI) seri ORI021 yang meluncur di Januari, Rp 25 triliun. Penjualan sr016 masih lebih rendah dari penjualan SR015 yang meluncur di September 2021, Rp 27 triliun.
Namun, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyampaikan, hingga 17 Maret 2022 total penjualan SR016 melalui Bank Mandiri mencapai Rp 1,92 triliun. Angka tersebut melampaui target yang disampaikan kepada Kementerian Keuangan sebesar Rp 1,75 triliun.
Dalam upaya mendorong minat investor, Bank Mandiri menjalankan beberapa strategi promosi salah satunya melalui media iklan yang berbasis online termasuk mengoptimalisasikan kanal komunikasi Bank Mandiri seperti media sosial resmi dan pemasangan iklan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Baca Juga: Menanti Pasar MTN Pulih di 2022
Menurut Rudi, daya tarik instrumen ini adalah imbal hasil SR016 masih relatif menarik dibanding instrumen investasi lain. Adapun, salah satu faktor yang mendorong minat investor antara lain fixed return yang berada di atas rata-rata bunga deposito pasar, serta dijamin Undang-Undang.
"Ke depan kami menilai, instrumen SBN Ritel masih menjadi favorit para investor, didorong oleh fundamental ekonomi Indonesia yang relatif kuat dan diikuti oleh support dari perbankan," kata Rudi, Jumat (18/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News