Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
Melihat angka penjualan di dua bulan pertama semester kedua 2023 yang naik 6,1% mencapai angka 11,8 juta ton, Daniel optimistis permintaan semen akan terus pulih.
Pertumbuhan penjualan akan didukung oleh semen curah, yang kontribusi penjualannya mencapai 30% di 2 bulan pertama semester kedua 2023, melebihi rata-rata penjualan paruh pertama 2023 yang hanya 27,4%.
“Namun, kami memperkirakan akan terjadi perlambatan penjualan pada awal tahun depan karena kemungkinan adanya perubahan dalam pemerintahan dan regulasi setelah pemilu,” kata Daniel.
Baca Juga: Semester I-2023, Bukit Darmo Property (BKDP) Masih Cetak Rugi Rp 20,57 Miliar
Ini memmungkinkan tertundanya proyek-proyek pemerintah dan swasta. Sehingga, Samuel Sekuritas memproyeksikan penjualan semen akan relatif datar di tahun depan.
Di sisi lain, INTP masih dalam proses persiapan menentukan target penjualan tahun 2024. Yang jelas, tahun ini INTP masih memasang mode optimistis.
“Pada 2023, pasar semen diproyeksikan tumbuh 2%. Sementara untuk INTP diperkirakan tumbuh sekitar 4% karena ada tambahan dari pabrik Maros, Sulawesi Selatan,” kata Dani kepada Kontan.co.id, Minggu (24/9).
Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Perluas Footprint ke Sejumlah Wilayah di Indonesia
Daniel mempertahankan rating netral untuk sektor semen. Dia memproyeksikan volume penjualan semen nasional akan tumbuh tipis sepanjang tahun ini di kisaran 1%-2%, didorong oleh penjualan semen curah.
Dia merekomendasikan buy saham INTP dengan target harga Rp 12.625 per saham. Risiko utama di sektor semen antara lain fluktuasi permintaan semen nasional, kenaikan bahan bakar dan biaya distribusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News