Reporter: Surtan PH Siahaan | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Konsumsi roti semakin membesar. Tengok saja, kinerja PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang mampu meningkatkan penjualan 30,3% di kuartal I 2013 menjadi Rp 367 miliar. Laba bersih ROTI pun naik 72,4% menjadi Rp 56 miliar.
Kinerja ROTI per kuartal I 2013 itu telah memenuhi ekspektasi analis. Analis AAA Sekuritas, Adolf Sutrisno bilang, lonjakan laba bersih ROTI itu cukup mengejutkan. Sebab, ROTI bisa mencetak pertumbuhan laba tinggi tanpa menaikkan harga jual alias average selling price (ASP).
Kuncinya, ROTI sukses menurunkan tingkat sales return (barang yang dikembalikan karena tidak laku terjual). Kata Adolf , sales return ROTI turun dari 13,9% pada kuartal I-2012 menjadi 11,2% pada kuartal I-2013. Angka itu lebih bagus dari target sales return ROTI di 2013 sebesar 12%.
Analis Sinarmas Sekuritas, Christandi Rheza juga menghitung, sales return roti merek Sari Roti ini menurun dari 14,2% menjadi 11,4%. Ini karena, ROTI memperbesar penjualan jaringan penjual tradisional. "Sales return jaringan ini lebih rendah dari modern trade seperti Alfamart dan supermarket," tutur dia.
Adolf juga mengapresiasi kemampuan ROTI menurunkan biaya advertising and promotion (A&P). Menurut dia, nilai pengeluaran A&P ROTI turun menjadi 4,2% pada kuartal I-2013 dari sebelumnya 8,4% di kuartal I-2012.
Ini artinya, ROTI berhasil menjaga efisiensi. Meski promosi dan iklan berkurang, penjualan produk ROTI tetap tinggi. Adolf menambahkan, ROTI akan mempertahankan pengeluaran A&P sebesar 6,5% dari 2013.
Christandi menambahkan, pengeluaran iklan dan efisiensi lain membuat margin earning before interest and taxes (EBIT) ROTI meningkat. Dia bilang, EBIT margin tahun ini akan naik dari 15,6% menjadi 17,3% di 2013. Begitu juga margin EBITDA bisa naik dari 19,1% menjadi 21%.
Harga saham premium
Adolf memperkirakan, ROTI akan membukukan kenaikan pendapatan 47% dari Rp 1,19 triliun di 2012 menjadi Rp 1,75 triliun di 2013. Sementara, laba bersih bisa tumbuh 61% dari Rp 149 miliar menjadi Rp 240 miliar.
Christandi menduga, pendapatan ROTI akan naik 32,9% menjadi Rp 1,58 triliun. Sementara laba bersih ROTI bisa naik 27,5% menjadi Rp 190 miliar.
Analis Bahana Securities, Stifanus Sulistyo dalam risetnya menuliskan, kinerja ROTI yang membaik akan banyak ditopang harga bahan baku yang stabil.
Ia memperkirakan, ROTI bisa mencetak pendapatan Rp 1,58 triliun atau tumbuh 32,9% di tahun ini. Sementara laba bersih ROTI bisa tumbuh 35,5% menjadi Rp 202 miliar.
Namun, para analis menilai, harga saham ROTI sudah cukup premium. Christandi merekomendasikan hold saham ROTI dengan target harga Rp 8.800 per saham. Ia baru akan mengubah rekomendasi bila ROTI berhasil menerbitkan surat utang Rp 1 triliun. Menurut Christandi, dengan menambah utang, debt equity ratio ROTI akan naik menjadi 1,95 kali di tahun ini.
Adolf juga merekomendasikan hold di harga Rp 8.900 yang mencerminkan PER 37,5 kali. Stifanus juga menyarankan hold saham ROTI dengan target harga Rp 8.800. Kemarin, harga ROTI turun 0,55% ke Rp 9.000 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News