kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan bersih turun 2,34%, begini penjelasan Selamat Sempurna (SMSM)


Jumat, 01 November 2019 / 21:27 WIB
Penjualan bersih turun 2,34%, begini penjelasan Selamat Sempurna (SMSM)
ILUSTRASI. Sakura filter untuk mobil, produksi PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) saat Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jumat (19/9). KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2019 menjadi tahun yang cukup berat bagi PT Selamat Sempurna Tbk. Pasalnya, emiten komponen otomotif dan alat berat berkode saham SMSM tersebut mencatatkan penurunan penjualan neto dibanding tahun lalu.

Menilik laporan keuangan kuartal III perseroan, SMSM mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 2,85 triliun pada sembilan bulan pertama tahun lalu. Namun demikian, angka tersebut kemudian turun tipis sekitar 2,34% menjadi  Rp 2,78 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Sekretaris Perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk, Lidiana Widjojo mengatakan bahwa penurunan penjualan neto perseroan sebagian besar dipicu oleh penurunan penjualan di segmen karoseri yang dilakoni oleh PT Hydraxle Perkasa selaku entitas anak perusahaan.

Baca Juga: Bisnis Otomotif Lesu Darah, Ini Saham Pilihan Analis

Menurut keterangan Lidiana, penjualan segmen karoseri mencapai 28% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 190 miliar sepanjang Januari - September 2019. Padahal, sebelumnya penjualan segmen karoseri perseroan mencapai Rp 264 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.

Lidiana menilai penurunan penjualan segmen karoseri dipicu oleh kondisi pelemahan yang terjadi pada sektor pertambangan dan perkebunan yang memang memiliki kontribusi besar dalam produksi alat berat di dalam negeri.

Maklum saja, penjualan segmen karoseri perseroan memang 100% dilakukan di tingkat domestik. Oleh karenanya, penjualannya amat bergantung pada penggunaan ataupun produksi alat berat di sektor pertambangan dan perkebunan dalam negeri.

Baca Juga: Produsen Komponen Menanti Regulasi Teknis Mobil Listrik

Sementara itu, produksi alat berat dalam negeri tengah mengalami penurunan di sembilan bulan pertama tahun ini. Mengacu kepada data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (HINABI), produksi alat berat berat sepanjang Januari - September 2019 tercatat sebanyak  4.688 unit, atau turun sekitar18,47% dari tahun lalu.

Sebelumnya, produksi alat berat dalam negeri di sepanjang  Januari - September 2018 mencapai 5.750 unit.

Asal tahu saja, selain karoseri, penjualan neto SMSM juga ditopang oleh penjualan segmen-segmen produk lain seperti filter atau alat penyaring, radiator, dan lain-lain. 

Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) belum berencana masuk pasar komponen kendaraan listrik

Saat ini, penjualan neto SMSM masih didominasi oleh penjualan segmen filter dengan porsi sebesar 74%. Sementara itu, segmen karoseri hanya memiliki kontribusi sebesar 7% saja dalam penjualan neto.

Tidak seperti segmen karoseri, segmen penjualan lain yang dimiliki oleh perseroan masih mencatatkan kinerja yang positif. Segmen filter misalnya, tercatat mengalami pertumbuhan mini sekitar 0,02% menjadi Rp 2,04 triliun di kuartal III 2019. Kenaikan penjualan juga terjadi pada segmen radiator yang tumbuh tipis sekitar 1,95% menjadi Rp 249 miliar di kuartal III 2019.

Lidiana mengatakan bahwa segmen filter dan radiator tidak terlalu terdampak oleh penurunan produksi alat berat dalam negeri lantaran lebih difokuskan pada pasar after market. Selain itu, kedua segmen ini juga lebih banyak dijual secara ekspor dengan porsi sekitar 70% untuk segmen filter dan 90% untuk segmen radiator.

Baca Juga: Dapat Untung Dari Perang Dagang, Saham Selamat Sempurna (SMSM) Direkomendasikan Beli

Sebagai informasi, perseroan masih mencatatkan pertumbuhan pada sisi laba periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih.

Berdasarkan laporan keuangan SMSM per kuartal III, laba bersih perseroan tumbuh 1,87% menjadi Rp 450,07 miliar di sembilan bulan pertama. Padahal sebelumnya perseroan hanya membukukan laba bersih sebesar Rp 400,16 miliar di periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Selain itu, secara rasio, laba bersih perseroan juga masih dinilai positif dengan rasio net income margin sekitar 15% apabila dibandingkan dengan penjualan neto perseroan. Ke depannya.

Baca Juga: Perbandingan rutinitas Jeff Bezos, Oprah Winfrey dan Elon Musk

Hingga tutup tahun, SMSM menargetkan bisa mempertahankan rasio net income margin yang dicatatkan perseroan di tahun lalu, yakni di level 14% dari penjualan bersih. Sementara itu, perseroan tidak memiliki target tertentu pada sisi penjualan. 

“Untuk top line tidak ada angka spesifik (yang ingin dikejar),” ujar Lidiana kepada Kontan.co.id (01/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×