kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan Kirana Megatara turun 27% pada kuartal I-2018


Minggu, 13 Mei 2018 / 11:54 WIB
Penjualan Kirana Megatara turun 27% pada kuartal I-2018
ILUSTRASI. Peremajaan kebun karet rakyat PT Kirana Megatara Tbk KMTR


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) mencatat penjualan sebesar Rp 2,64 triliun, turun sekitar 27% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,63 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan Kirana Megatara, penjualan tersebut dikontribusi dari penjualan barang jadi karet sebesar Rp 2,63 triliun, bahan baku karet Rp 1,1 miliar dan sawit sebesar Rp 5,1 miliar.

Martinus Subandi Sinarya, Direktur Utama PT Kirana Megatara Tbk menjelaskan, penurunan penjualan ini disebabkan beberapa hal. Pertama, adanya penurunan harga karet yang terjadi di kuartal I-2018.

“Di kuartal I 2017, rata-rata harga karet US$ 2 per kg, sementara saat ini hanya sekitar 1,4 triliun saja,” ujar Martinus kepada Kontan.co.id, Jumat (11/5).

Selain itu, Martinus bilang penurunan penjualan ini dikarenakan adanya pembatasan ekspor atau Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) oleh International Tripartite Rubber Council (ITRC). Hal ini mengakibatkan volume ekspor Kirana Megatara dikurangi pada kuartal I-2018.

“Dengan sistem AETS, tadinya diharapkan dapat mendongkrak harga namun sampai saat ini belum terlihat dampaknya,” tambah Martinus.

Tak hanya itu, menurut Martinus adanya anomali cuaca di beberapa daerah akibat curah hujan yang tinggi pun mengakibatkan pasokan bahan baku karet terganggu.

Melihat berbagai kendala yang dihadapi saat ini, Martinus mengaku Kirana Megatara mungkin akan mengubah target penjualan yang ditetapkan tahun ini.

Tahun ini, Kirana Megatara menargetkan akan meningkatkan penjualan karet 10% atau menjadi sekitar 580.000 ton. Meski begitu, Martinus masih optimistis pihaknya masih bisa mencapai target yang ditetapkan.

Martinus mengungkapkan, penjualan karet Kirana Megatara pada kuartal I-2018 sekitar 130.000 ton. Penjualan ini tidak melenceng jauh dari target yang telah ditetapkan. “Revisi target masih kemungkinan. Sampai saat ini masih sedang dalam proses. Seandainya revisi juga tidak banyak, sedikit saja,” ujarnya.

Untuk mencapai target ini, salah satu strategi Kirana Megatara adalah meningkatkan pembangunan depo. Dari pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, Kirana Megatara berencana meningkatkan depo di wilayah produksi karet menjadi 55 depo. 

Martinus mengakui, untuk pembangunan depo ini, Kirana Megatara masih coba menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dia bilang, saat ini pihaknya masih fokus untuk bermitra dengan petani karet.

Kemitraan tersebut bertujuan untuk membantu meningkatkan produktifitas kebun karet petani. Kirana Megatara memberikan bibit unggul serta memberikan pelatihan menyadap karet yang baik dan mengelola kebun karet yang baik. Ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani.
 
Sementara itu Martinus membeberkan perkembangan pembangunan pabrik pengolahan karet di Lampung. Dia bilang, saat ini pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai tahap akhir.

“Total kapasitas pabrik yang mulai dibangun Oktober 2017 ini sekitar 40.000 ton per tahun, dengan investasi sekitar Rp 150 miliar. Diharapkan tahun ini sudah dapat berproduksi,” tandas Martinus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×