kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.474   26,00   0,17%
  • IDX 7.750   14,85   0,19%
  • KOMPAS100 1.204   2,68   0,22%
  • LQ45 961   2,57   0,27%
  • ISSI 234   0,70   0,30%
  • IDX30 493   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 592   1,62   0,27%
  • IDX80 137   0,27   0,19%
  • IDXV30 142   -0,48   -0,33%
  • IDXQ30 164   0,30   0,18%

Penjualan ISSP dan GGRP Turun di Kuartal I 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya


Senin, 13 Mei 2024 / 20:14 WIB
Penjualan ISSP dan GGRP Turun di Kuartal I 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya
ILUSTRASI. Penjualan Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) dan Gunung Raja Paksi (GGRP) tercatat masih lemah di kuartal pertama 2024.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) dan PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) tercatat masih lemah di kuartal pertama 2024.

ISSP mencatat penjualan sebesar Rp 1,37 triliun per kuartal I-2024. Angka ini menurun 20,95% secara tahunan atau year on year (YoY) dari semula Rp 1,73 triliun per kuartal I-2023. 

Perusahaan yang kerap dikenal dengan nama Spindo ini mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 108,84 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Rp 106,99 miliar pada posisi yang sama tahun lalu. 

“Sejauh ini sentimen penggerak utama kinerja kami masih dari proyek pemerintah. Serapan capex baru sekitar 10% di kuartal I 2024,” ujar Corporate Secretary Steel Pipe Industry of Indonesia Johannes W. Edward kepada Kontan.co.id, Senin (13/5).

Johannes mengatakan, ISSP masih berharap pada sentimen positif dari kemungkinan kenaikan harga baja di tahun ini. Namun, harga baja saat ini juga masih fluktuatif. Melansir Trading Economics, harga baja saat ini ada di level CNY 3.480 per ton, naik 3,26% secara bulanan. Namun, harga baja saat ini turun 3,15% YoY.

Baca Juga: Kinerja Emiten Baja Masih Berat, Simak Rekomendasi Sahamnya

“Perlu dicermati apakah kenaikan harga baja akan berlanjut. Untuk strategi tahun ini, kami telah mempersiapkan tim untuk meningkatkan pendekatan ke end user,” ungkapnya.

Meskipun terjadi fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tetapi ISSP mengakui hal itu tak berdampak ke kinerja Perseroan secara keseluruhan. Hari ini, kurs rupiah melemah ke Rp 16.081 per dolar AS di pasar spot.

“Untuk pasar ekspor, masih cukup menantang untuk ISSP. Per hari ini, kontribusi dari proyek pembangunan dalam negeri ke kinerja ISSP masih sekitar 60%,” tuturnya.

Sementara, GGRP mencatatkan penjualan bersih sebesar US$ 162,55 juta di kuartal I 2024. Ini turun 22,68% secara tahunan dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 210,25 juta.

Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 13,59 juta di kuartal I 2024. Ini naik 132,28% yoy dari sebelumnya US$ 5,85 juta.

Baca Juga: Kedatangan Pengendali Anyar, Saham Ladangbaja Murni (LABA) Melejit Hingga Disuspensi

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer mengatakan, kinerja emiten baja masih cukup bagus, terutama dari segi raihan laba bersih.

Salah satu sentimen yang cukup menekan emiten baja datang dari pelemahan harga rata-rata baja global yang sejak awal tahun mengalami penurunan, meskipun sempat meningkat selama sebulan terakhir.

Namun, Khaer melihat volatilitas harga baja dunia tidak berdampak secara langsung ke emiten-emiten terkait. Hal ini karena biasanya para emiten baja menggunakan harga kontrak berdasarkan jangka waktu tertentu.

“Namun, jika penurunan masih terus terjadi, maka nanti juga akan berdampak pada sisi kontrak emiten baja tersebut,” ujarnya keapda Kontan, Senin (13/5).

Baca Juga: IISIA Mendukung Langkah Pemerintah Berantas Peredaran Baja Non-SNI

Menurut Khaer, salah satu sentimen pendorong kinerja emiten baja di tahun 2024 adalah jika terjadi peningkatan volume jual dari meningkatnya permintaan, baik itu dari properti, infrastruktur, maupun kendaraan. 

“Selain itu, keberlanjutan proyek IKN diharapkan juga akan mendongkrak kinerja emiten baja dalam negeri ke depannya,” tuturnya.

Khaer pun merekomendasikan trading buy untuk ISSP dengan target harga Rp 298 per saham. Sementara, GGRP masih direkomendasikan wait and see.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×