Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Kinerja PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) jauh dari harapan. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), emiten semen yang dikendalikan Grup Heidelberg ini menjual 1,56 juta ton semen pada bulan Juni 2014.
Jumlah tersebut cuma tumbuh 0,4% dibandingkan penjualan Juni 2013 yang tercatat 1,55 juta ton. Jika dihitung sejak awal tahun, pertumbuhan penjualan semen INTP terbilang minim, yaitu meningkat 2% menjadi 8,83 juta ton dibandingkan semester I 2013 yang 8,65 juta ton.
Pencapaian seperti itu menjadikan pertumbuhan volume penjualan INTP terendah dibandingkan dua kompetitornya, yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB). Keduanya masing-masing mencatatkan pertumbuhan penjualan 4,6% dan 3,6% di semester I 2014.
Sayang, manajemen INTP enggan menjelaskan lebih mendetail mengenai faktor-faktor yang menyebabkan minimnya pertumbuhan volume penjualan semen di semester I 2014. "Saya belum bisa memberikan komentar," ujar Sahat Panggabean, Sekretaris Perusahaan INTP kepada KONTAN, Selasa (22/7).
Jika dicermati, INTP ketinggalan langkah dalam meningkatkan kapasitas produksi dibandingkan SMGR dan SMCB. Soalnya, beberapa proyek ekspansi produksi INTP masih dalam proses penyelesaian. INTP, misalnya, masih berusaha menyelesaikan pembangunan pabrik semen baru di Citeureup, Bogor.
Pembangunan pabrik yang direncanakan berkapasitas produksi 4,4 juta ton per tahun ini menelan investasi antara Rp 5,5 triliun sampai Rp 6,5 triliun. Pabrik tersebut direncanakan baru akan beroperasi pada tahun 2015 mendatang.
Sejatinya, INTP juga berencana membangun dua pabrik baru lagi yang berlokasi di Pati, Jawa Tengah dan Langkat Sumatra Utara. Namun, pembangunan pabrik di Pati belum juga direalisasikan lantaran terus mendapatkan penolakan warga setempat.
Pembangunan pabrik Pati sejatinya sangat penting dalam upaya menjamin produksi semen INTP. Soalnya, pabrik yang menelan investasi senilai US$ 750 juta itu direncanakan mampu memproduksi 2,5 juta ton semen per tahun.
Ini tentu akan memberikan amunisi tambahan bagi Indocement untuk mendongkrak pangsa pasar di industri semen nasional. Secara umum, rencana pembangunan tiga pabrik itu dilakukan guna mengejar target produksi 28 juta ton semen pada tahun 2016 mendatang.
Saat ini, Indocement memang sudah mampu memproduksi semen sebanyak 18,6 juta ton per tahun. Produksi tersebut berasal dari 12 pabrik yang berada di Bogor, Cirebon dan Kotabaru.
Sebelumnya, INTP berniat mengerek harga jual semen antara 1%-2%. Langkah ini demi mengimbangi kenaikan tarif dasar listrik. Maklum, sekitar 60%-65% kebutuhan listrik INTP dipasok PLN. Pada Desember 2013, INTP sempat mengerek harga jual semen 1,5%. Harga INTP kemarin melemah 0,48% dibandingkan sehari sebelumnya ke level Rp 26.125 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News