Reporter: Rashif Usman | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pelat merah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membeberkan penyebab penurunan volume penjualan gas di sepanjang semester I-2025.
Direktur Komersial PGAS Aldiansyah Idham mengatakan volume penjualan gas PGAS mencapai 832 BBTUD pada periode Januari hingga Juni 2025, terkoreksi 1,1% secara year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 841 BBTUD.
Menurut Aldiansyah, penurunan tersebut dipengaruhi oleh menurunnya pasokan dari pemasok utama di wilayah Sumatra dan Jawa, ditambah dengan turunnya tingkat permintaan dari pelanggan.
Baca Juga: Andalkan Proyek Pipanisasi Jargas, Saham PGAS Masih Bisa Ngegas
"Oleh karena itu, perusahaan menambah gas regasifikasi LNG untuk memastikan keandalan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Sampai semester I-2025, bauran pasokan gas terdiri dari gas pipa sebesar 90% dan LNG 10%," kata Aldiansyah dalam paparan publik, Rabu (10/9/2025).
Sementara itu, jika dilihat berdasarkan sumber pasokan gas, sebanyak 43% pasokan gas PGAS berasal dari Pertamina Grup dan sisanya sebanyak 57% berasal dari pemasok gas lainnya, terutama dari Blok Corridor yang merupakan pemasok terbesar dari wilayah Sumatra.
Adapun dari sisi pelanggan, konsumsi enam pelanggan terbesar PGAS terdiri dari pembangkit listrik sebesar 27%, kimia 18%, keramik 10%, makanan 9%, besi dan kaca masing-masing 6% dan 5%, serta sisanya sebesar 25 % adalah pelanggan lain termasuk di dalamnya pupuk.
"Sampai Juni 2025, sebanyak 43% dari 832 BBTUD volume niaga ialah gas yang dialihkan kepada pelanggan harga gas bumi tertentu," tambahnya.
Dari segmen bisnis lainnya, pencapaian volume gas transmission mencapai 1.627 MMHCFD atau meningkat sebesar 10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini disebabkan oleh adanya kenaikan pengaliran gas di ruas pipa Muara Karang-Muara Tawar sejak Februari 2025 serta adanya kenaikan serapan dari PLN.
Kemudian segmen usaha hulu, volume lifting minyak dan gas terutama terdampak oleh penurunan produksi sebesar 22% yoy menjadi 16.774 BOEPD akibat penurunan alami pada blok-blok serta belum adanya aktivitas produksi sumur baru di Blok Pangkah.
Baca Juga: Laba Bersih PGN (PGAS) Terkoreksi di Semester I-2025, Ini Rekomendasi Sahamnya
Selanjutnya, volume regasifikasi termasuk Terminal Usage Agreement mencapai 246 BBTUD per semester I-2025 atau mengalami peningkatan 24% yoy.
"Peningkatan volume tersebut terutama dikontribusikan dari regasifikasi untuk pelanggan kelistrikan. Lalu, operasi PLN Belawan yang penuh beroperasi dan percepatan kedatangan kargo pupuk Iskandar Muda pada semester I tahun 2025," ucapnya.
Untuk segmen transportasi minyak mengalami peningkatan volume 15% yoy menjadi 173.159 BOEPD. Terakhir, untuk LPG processing terjadi kenaikan sebesar 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau dengan volume sebesar 22.000 ton dikarenakan adanya kenaikan penjualan LPG di bulan Januari 2025 dan adanya optimalisasi kilang.
Merujuk laporan keuangan perusahaan, pendapatan PGAS sebenarnya tumbuh 5,43% year on year (yoy) menjadi US$ 1,94 miliar pada semester I-2025. Namun, pada periode yang sama, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk PGAS merosot 22,60% yoy menjadi US$ 144,42 juta.
Selanjutnya: 12 Kebiasaan Buruk yang Menyebabkan Perut Buncit
Menarik Dibaca: 12 Kebiasaan Buruk yang Menyebabkan Perut Buncit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News