kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.139   61,00   0,38%
  • IDX 7.062   78,44   1,12%
  • KOMPAS100 1.056   15,43   1,48%
  • LQ45 829   12,28   1,50%
  • ISSI 215   2,22   1,05%
  • IDX30 422   6,37   1,53%
  • IDXHIDIV20 509   7,10   1,41%
  • IDX80 120   1,81   1,53%
  • IDXV30 125   0,67   0,54%
  • IDXQ30 141   1,83   1,32%

Penjualan gadget berpotensi turun, analis revisi rekomendasi saham Erajaya (ERAA)


Minggu, 12 April 2020 / 15:38 WIB
Penjualan gadget berpotensi turun, analis revisi rekomendasi saham Erajaya (ERAA)
ILUSTRASI. Gerai Erafone dari PT Erajaya Swasembada Tbk


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia memprediksikan penjualan eceran (ritel) bakal mengalami kontraksi lanjutan pada Maret 2020. Hal ini terindikasi Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Maret 2020 sebesar 217,8 atau turun 5,4% secara tahunan (yoy) dan turun lebih dalam dari periode Februari 2020 yang hanya turun 0,8%

Adapun BI memperkirakan kontraksi terdalam masih dialami oleh subsektor sandang yang terkontraksi -45,9%. Selain itu, sub sektor lain yang menurut BI mengalami kontraksi terdalam adalah peralatan komunikasi dan informasi (-10,5%) dan bahan bakar kendaraan bermotor (-8,1%). Salah satu penyebab penurunan IPR adalah rendahnya permintaan akibat wabah corona (Covid-19).

Alhasil, beberapa emiten ritel khususnya yang berhubungan dengan alat komunikasi meninjau ulang rencana ekspansinya, salah satunya adalah PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Kontan.co.id mencatat, awalnya ERAA berharap bisa menambah 300 gerai baru sepanjang tahun 2020.

Baca Juga: PSBB di Jakarta, Ini Daftar Emiten yang Perlu Dihindari dan yang Bisa Dicermati

Namun, Marketing and Communication Director Erajaya Group Djatmiko Wardoyo mengatakan pihaknya saat ini masih memantau perkembangan situasi dan menentukan strategi terkait pembukaan toko baru.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia Robert Sebastian menilai, kekhawatiran masyarakat akan penyebaran virus corona membawa dampak serius bagi volume penjualan ERAA, dengan asumsi Covid-19 akan bertahan hingga semester I-2020.

Ini akan mempengaruhi sekitar 32% volume penjualan ERAA. Biasanya, kuartal pertama menyumbang sekitar 24% dari volume penjualan. Maret menyumbang sekitar 8%, sementara kuartal kedua berkontribusi sekitar 25%, sehingga totalnya akan menjadi 32%.

Baca Juga: Pilih-pilih saham saat corona, sektor barang konsumsi jawara, ritel tertekan

Robert pun memangkas target penjualan handset ERAA sebesar 80%. “Kami mengambil 32% dari volume penjualan handset, lalu kami pangkas 80% dari itu. Pemangkasan ini sangat penting, karena kami yakin jika semakin banyak orang terinfeksi, semakin banyak orang akan tinggal di rumah. Mal atau toko juga dapat ditutup jika situasinya memburuk,” terang Robert.

Tahun ini, Robert memperkirakan volume penjualan ERAA hanya mencapai 11,7 juta unit, 27% lebih rendah dari estimasi sebelumnya.

Sementara itu, Analis Sinarmas Sekuritas, Paulina mengatakan 2020 akan menjadi tantangan bagi emiten ritel seperti ERAA. Paulina bilang, sebagian besar gerai Erajaya berada di Jabodetabek. Sehingga, pembatasan sosial (social distancing) saat ini kemungkinan akan membuat volume penjualan ERAA lebih rendah sebesar 15% secara tahunan.

Baca Juga: Kinerja Erajaya Swasembada (ERAA) bisa terdampak virus corona, begini saran analis

Selain itu, Paulina juga memperkirakan gross profit margin alias margin laba kotor ERAA akan turun menjadi 8,0% sebagai akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan yuan China.

“Sementara itu, berdasarkan pemeriksaan kami, persiapan kontrol IMEI masih berjalan sesuai jadwal, meskipun ada kemungkinan keterlambatan dalam implementasi karena ketidakpastian selama krisis Covid-19,” tulis Paulina dalam riset, Senin (6/4).

Karenanya, Sinarmas Sekuritas menurunkan rekomendasi saham ERAA menjadi netral dengan target harga Rp.880 per saham.

Baca Juga: Ekspansi gerai baru Erajaya Swasembada (ERAA) tertahan covid-19

Sementara Robert memangkas outlook pendapatan ERAA sebesar 27% menjadi Rp 25,5 triliun serta memperkirakan margin laba kotor pada 2020 turun menjadi 7,3% dari 8,6% pada 2019.

Robert juga menurunkan rekomendasi saham ERAA dari beli menjadi hold dengan target harga Rp 800 per saham. Kamis (9/4), harga saham ERAA berada di Rp 1.095 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×