Reporter: Kenia Intan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan Januari 2021 lebih rendah dibanding bulan Desember 2020. Ini tercermin dari proyeksi Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2021 yang akan tertekan sebesar 186,7 atau turun 1,8% month to month (mom).
Dalam survei BI diungkapkan, penurunan pada bulan Januari 2021 dipengaruhi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa dan Bali. Adapun tekanan di bulan Januari seiring dengan faktor musiman menurunnya permintaan masyarakat pasca libur Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, penurunan juga dipicu faktor musim/cuaca dan bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia Ike Widiawati melihat, tekanan terhadap tingkat konsumsi masyarakat masih akan berlanjut ke depan. Salah satu faktor yang memberatkan adalah bencana alam yang masih terjadi di awal Februari. Misalnya saja, banjir dan tanah longsor di Jawa Barat.
Dengan demikian, Ike mengamati konsumsi masyarakat akan cenderung terpusat ke kebutuhan pokok. Sementara permintaan terhadap kebutuhan sekunder dan tersier akan terbatas.
Baca Juga: Investor Domestik Merajai Bursa Saham, Pergerakan IHSG Ditopang Investor Ritel
Selain itu, PPKM mikro yang diterapkan mulai Selasa (9/2) akan menjadi tantangan bagi emiten ritel karena pembatasan waktu operasional mal masih akan berlanjut. Adapun kebijakan swab antigen untuk transportasi darat juga akan mempersempit gerak atau aktivitas masyarakat.
"Ke depan nampaknya masih akan menurun (penjualan eceran) kecuali pemerintah dapat mengontrol tingkat infeksi dan melakukan pelonggaran," jelas Ike kepada Kontan.co.id, Rabu (10/2).
Berbeda, Analis Ciptadana Sekuritas Robert Sebastian optimistis penjualan eceran akan membaik secara perlahan, walaupun pembatasan kegiatan masyarakat masih berlanjut.
"Faktor yang kami lihat adalah vaksinasi yang masih terus berjalan," kata Robert kepada Kontan.co.id, Rabu (10/2).