Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan semen tahun ini diproyeksi akan meningkat dari tahun lalu. Analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery memperkirakan, konsumsi semen domestik tahun ini akan tumbuh 5,0% secara tahunan (year on year/yoy) atau di angka 68,5 juta ton. Proyeksi ini sedikit lebih rendah dibandingkan tingkat sebelum pandemi.
Menurut Michael, tahun ini ada dua kunci pendorong pertumbuhan permintaan semen domestik.
Pertama, kebijakan pemerintah yang terus berfokus pada pembangunan infrastruktur di Indonesia. Kedua, prospek pertumbuhan dari sektor perumahan (residensial) tahun ini yang tercermin dari pertumbuhan marketing sales pada tahun 2021.
Senada, Analis Henan Putihrai Sekuritas Andreas Yordan Tarigan menilai, sentimen utama penjualan semen datang dari pembangunan properti.
Baca Juga: Jadi Fokus Bisnis, BRI Catat 83,86% Penyaluran Kredit ke Sektor UMKM
Andreas membeberkan, sejumlah emiten-emiten properti sudah mencapai bahkan melebihi target pra penjualan mereka pada tahun lalu.
Angka pra penjualan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) telah mencapai masing-masing 131,1%, 110,2%, dan 125,9% dari target marketing sales.
“Diharapkan, pada 2022 ini emiten-emiten properti akan membangun lebih banyak lagi properti,” terang Andreas kepada Kontan.co.id, Minggu (6/2).
Michael mempertahankan rating overweight terhadap sektor semen Indonesia. Michael melihat ada permintaan terhadap basis material atau bahan dasar pada saat ekonomi pulih. Meskipun industri semen masih dihadapkan pada tingkat utilisasi yang rendah, aspek persaingan tidak akan menjadi masalah besar pada tahun ini.
Baca Juga: Ini Saham-Saham dengan Net Buy dan Net Sell Terbesar Asing Sepekan
“Ini mengingat semua pemain berpeluang menaikkan harga jual untuk menjaga margin di tengah kondisi harga energi dan bahan bakar yang relatif tinggi dibandingkan pada periode sebelum 2021,” terang Michael.
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menjadi pilihan utama atau top picks di sektor semen. Ini karena valuasi SMGR yang menarik dan potensi kenaikan yang lebih tinggi daripada peers-nya, yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Ciptadana Sekuritas merekomendasikan beli saham SMGR dan INTP dengan target harga masing-masing sebesar Rp 11.500 dan Rp 15.650.
Baca Juga: KSSK: Sistem Keuangan Dalam Kondisi Normal Seiring Peningkatan Aktivitas Masyarakat
Namun, terdapat sejumlah risiko dari rekomendasi ini, meliputi volatilitas harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) yang lebih tinggi seiring memburuknya persaingan di Jawa, harga batubara rata-rata yang lebih tinggi dari perkiraan, dan lambatnya intervensi pemerintah terkait dengan moratorium kapasitas semen.
Senada, Andreas juga merekomendasikan buy SMGR dengan target harga Rp 10.800 dan buy INTP dengan target harga Rp 15.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News