Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih optimistis menatap kondisi pasar saham di tahun depan. Penjaringan dana dari pasar modal diharapkan bisa lebih semarak dan lebih besar. BEI menargetkan bisa menjaring 35 emiten baru di tahun depan. Target ini lebih optimistis dari tahun ini, 25 emiten baru.
Selain optimistis terhadap target emiten baru, BEI juga yakin bakal makin banyak emiten yang menjaring dana dari pasar saham. Direktur Utama BEI Ito Warsito memperkirakan, 60 emiten akan mencatatkan tambahan rights issue dan saham bonus. Lalu, BEI juga memprediksikan akan ada 49 emisi obligasi korporasi dan 65 seri obligasi negara.
Sebagai perbandingan, sepanjang 2014, ada 13 perusahaan yang melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) dengan total nilai emisi Rp 26,29 triliun. Lalu, ada delapan emisi obligasi dan 24 emisi obligasi berkelanjutan.
Untuk aktivitas pasar modal, BEI menargetkan, rata-rata nilai transaksi harian tahun depan bisa mencapai Rp 7 triliun. Angka tersebut naik dari target tahun ini yang sebesar Rp 6,4 triliun. Kemudian, rata-rata volume transaksi harian obligasi negara diproyeksikan sekitar Rp 4,03 miliar. Sedangkan, transaksi obligasi korporasi bisa mencapai Rp 1,71 miliar per hari.
Target itu dibuat berdasarkan sejumlah asumsi makro. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang berpotensi ada di kisaran 5,4%-5,7%, tingkat inflasi sekitar 5,5%-5,75%, suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan di level 6,2%, dan suku bunga deposito rupiah di kisaran 8,2%. Sementara, nilai tukar rupiah berada di level Rp 12.000 per dollar AS.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan, tahun ini, hingar bingar politik membuat calon emiten banyak memasang posisi hati-hati sehingga target 30 emiten di tahun ini tak tercapai. Namun, tahun depan, harapannya kondisi pasar mulai membaik. "Beberapa perusahaan yang seharusnya IPO tahun ini juga mundur ke tahun depan sehingga optimistis bisa mencapai 35 emiten baru," jelas Hoesen usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) BEI di Jakarta, Rabu (29/10).
Aturan IPO lebih mudah
Apalagi, Hoesen menambahkan, BEI sudah menghasilkan sejumlah kebijakan terkait IPO. Misalnya saja, aturan yang mempermudah IPO perusahaan pertambangan. Kebijakan ini juga akan disusul kemudahan IPO untuk perusahaan mineral. Harapannya, makin banyak perusahaan yang bakal melantai di bursa pada tahun depan.
Nilai transaksi harian diharapkan bisa meningkat karena adanya asumsi perbaikan ekonomi makro. "Selain itu, jumlah investor diharapkan juga naik," ujar Samsul Hidayat, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI.
Analis AAA Asset Management Akuntino Mandhany mengatakan, kondisi pasar yang melambat sejak 2013 membuat pasar modal lesu. Tahun depan, harapannya, akan ada perbaikan defisit neraca perdagangan sehingga pasar lebih optimistis. Namun, kenaikan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), menurut dia, akan membuat pasar obligasi tertekan. Akibatnya, pendanaan emiten dari rights issue bisa lebih ramai daripada emisi di pasar obligasi.
Akuntino berharap, emiten yang akan melantai di bursa bisa lebih berkualitas. "Jadi, tak sekedar banyak emiten saja, tetapi juga harus yang berkualitas," kata dia. BEI diharapkan menjaring emiten baru dari BUMN.
Kepala Riset Woori Korindo Reza Priyambada menyebut, jika ekonomi lebih baik, paling tidak target minimal 30 emiten baru bisa tercapai. Dia optimistis, jumlah investor akan meningkat sehingga nilai transaksi harian lebih baik dari tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News