Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Indikator ekonomi China yang positif, gagal mengangkat harga aluminium. Padahal sebelumnya, harga alumunium sudah reli selama dua hari.
Mengutip Bloomberg, Jumat (11/12), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange menukik 0,60% ke level US$ 1.482 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Penurunan harga pun sudah terjadi dalam sepekan terakhir sebesar 2,11%.
Ibrahim, pengamat komoditas PT SoeGee Futures mengatakan pelemahan ini didominasi oleh kembali perkasanya USD pasca data ekonomi yang memuaskan akhir pekan lalu. Dengan semakin dekatnya FOMC, perhatian pasar terhadap setiap data ekonomi AS yang dirilis kian meningkat.
Beberapa data AS seperti penjualan ritel inti November 2015 melesat dari 0,1% ke level 0,4%. Disusul data PPI tumbuh 0,3% dari sebelumnya minus 0,4%, lalu penjualan ritel yang naik dari 0,1% ke level 0,2%, PPI inti yang juga ikut terbang ke level 0,3% dari sebelumnya minus 0,3%. Terakhir prelim UoM consumer sentimen yang juga terangkat dari 91,3 ke level 91,8.
“Semua jadi amunisi tambahan bagi USD untuk melesat dan menenggelamkan harga komoditas termasuk aluminium,” papar Ibrahim. Hal ini sekaligus menggenjot optimisme pelaku pasar akan peluang The Fed menaikkan suku bunganya di pertemuan FOMC pekan depan.
Tekanan juga datang dari laporan biro statistik nasional China yang merilis kenaikan produksi aluminium China sebesar 4,2% ke level 4,8 juta ton di November 2015 dibanding bulan sebelumnya.
"Padahal setelahnya pada Sabtu (12/12) ada dorongan positif dari data ekonomi china," ujar Ibrahim. Maka diprediksi imbasnya baru akan terasa pada pergerakan harga aluminium awal pekan nanti.
China merilis data produksi industri November 2015 yang melesat dari 5,6% ke level 6,2%. Belum lagi data fixed asset investment November 2015 tumbuh stabil 10,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Terakhir penjualan ritel November 2015 yang naik dari 11,0% di November 2014 menjadi 11,2%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News