Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTa. Rupiah mencatat penguatan meski tipis di tengah gempuran data positif dari Amerika Serikat (AS). Di Pasar Spot, Rabu (30/11) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat tipis 0,04% ke level Rp 13.555 dibanding sehari sebelumnya.
"Nilai tukar rupiah terlihat mulai menguat sejalan dengan mulai turunnya imbal hasil di surat utang negara, pertanda meredanya ketidakpastian global," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Di sisi lain, lanjut dia, adanya kesepakatan antara pihak yang akan melakukan aksi damai dengan kepolisian meredam kekhawatiran pelaku pasar uang di dalam negeri.
"Demonstrasi diharapkan berlangsung damai, sehingga laju rupiah stabil ke depannya," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa penguatan mata uang domestik relatif masih terbatas, pelaku pasar juga akan fokus pada data pertambahan tenaga kerja non pertanian Amerika Serikat yang sedianya akan dirilis pada akhir pecan ini.
Analis Monex Investindo futures Agus Chandra menambahkan bahwa adanya sikap "dovish" dari salah satu pejabat the Fed turut mendorong mata uang berisiko seperti rupiah menguat.
"Pada pidato sebelumnya William Dudley memberikan komentar yang netral terkait suku bunga. Pernyataan sikap dovish dapat menahan laju dolar AS," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.563 dibandingkan Selasa (29/11) Rp13.549.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News