kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan rupiah jadi kesempatan investor membeli reksadana syariah offshore


Rabu, 17 April 2019 / 17:57 WIB
Penguatan rupiah jadi kesempatan investor membeli reksadana syariah offshore


Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Reksadana syariah offshore dinilai memiliki potensi yang menjanjikan bagi para investor pada tahun ini. Selain didukung oleh kinerja yang positif sejauh ini, tren penguatan rupiah terhadap dollar AS juga dapat mendorong permintaan reksadana tersebut dari investor.

Sebagai catatan, kurs rupiah di pasar spot berada dalam tren penguatan terhadap dollar AS sebesar 2,12% (ytd) di level Rp 14.085 per dollar AS hingga Selasa (16/4) kemarin.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, tren penguatan rupiah yang terjadi sejak awal tahun ini sejatinya tidak berpengaruh banyak terhadap imbal hasil yang diterima investor dari reksadana syariah offshore.

Namun, posisi dollar AS yang melemah terhadap mata uang garuda paling tidak membuat investor terhindar dari kerugian kurs ketika membeli reksadana ini. “Karena asetnya dalam dollar AS dan mata uang tersebut sedang melemah, saat ini jadi kesempatan yang tepat bagi investor untuk melakukan pembelian,” tuturnya, kemarin.

CIO PT CIMB Principal Asset Management Priyanto Soedarsono menilai, reksadana syariah offshore cocok bagi investor yang memiliki kebutuhan dana dalam kurs dollar AS secara jangka panjang.

Selain itu, reksadana ini juga cocok bagi investor yang ingin mencari peluang keuntungan dari sektor-sektor saham yang belum ada di Indonesia. Misalnya saham-saham teknologi.

Hal tersebut sebenarnya juga menguntungkan bagi manajer investasi. Sebab, ketika mengelola reksadana syariah offshore, manajer investasi memiliki lebih banyak variasi sektor saham dari berbagai negara.

Hanya memang, karena proses investasi reksadana syariah offshore dilakukan di luar negeri, manajer investasi dituntut untuk lebih memperhatikan faktor teknikal seperti waktu operasional bursa saham serta mekanisme settlement transaksi di negara lain.

Portofolio Manager, Director, PT Schroder Investment Management Indonesia Irwanti bilang, proyeksi pertumbuhan ekonomi global dapat menjadi risiko bagi kinerja reksadana syariah offshore di tahun ini.

Namun, risiko tersebut bersifat minimal. Pasalnya sentimen pasar saham global tengah membaik seiring meredanya perang dagang antara AS dan China. “Ditambah lagi, suku bunga acuan AS hampir pasti tidak mengalami kenaikan di tahun ini,” katanya, kemarin.

Sementara menurut Chief Investment Officer PT Eastspring Investments Indonesia Ari Pitojo, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan berada di kisaran 3,3% di tahun 2019 dan 2020. Dari situ, laba rata-rata perusahaan secara global juga diproyeksikan masih bisa naik hingga kisaran 8% di tahun-tahun tersebut.

Dengan demikian, berbekal pengelolaan portofolio yang tepat, di atas kertas reksadana syariah offshore akan memberi hasil investasi yang optimal bagi investor dalam jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×