kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Penguatan rupiah akan terasa hingga pekan depan


Minggu, 25 November 2018 / 11:35 WIB
Penguatan rupiah akan terasa hingga pekan depan
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan mata uang emerging market khususnya rupiah dipicu oleh berbagai isu global yang turut melemahkan indeks dollar Amerika Serikat (AS). Rupiah menguat 0,25% ke level Rp 14.544 per dollar AS di pasar spot, Jumat (23/11). Penguatan rupiah juga terjadi dalam data Jakarta Interspot Dollar Rate (JISDOR) sebesar 0,27% ke level Rp 14.552 per dollar AS.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, rupiah cenderung menguat akibat perkembangan isu-isu global. “Terutama pernyataan-pernyataan Presiden AS Donald Trump yang dinilai menenangkan pasar perihal pertemuannya dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada akhir November ini,” jelasnya. 

Penurunan harga minyak mentah dunia yang cenderung turun drastis juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah. Akibatnya, mulai bermunculan berbagai ekspektasi akan kemungkinan The Fed yang akan memperlambat kenaikan suku bunganya menjadi tahun depan karena pasar melihat perekonomian global yang bergerak melambat dari perkiraan. 

Dalam jangka pendek sampai hasil pertemuan AS-Tiongkok, kemungkinan ada konsolidasi penguatan mata uang emerging market khususnya rupiah.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, KTT Brexit yang diadakan Minggu (25/11) dinilai menjanjikan karena Perdana Menteri Theresa May optimistis dalam pertemuan kali ini. “Inggris dengan Uni Eropa akan membahas rencana pemisahan Inggris dari Eropa pada Maret 2019 mendatang dan kemungkinan besar akan menghasilkan suatu keputusan yang pasti, walaupun tetap terjalin hubungan politik, ekonomi, dan militer,” jelas Ibrahim.

Hal inilah yang juga membuat indeks dollar melemah, apalagi ditambah angka pengangguran AS yang mengalami peningkatan. Selain itu, pemerintah Italia juga akan kembali mendiskusikan revisi anggaran belanjanya dengan Uni Eropa. “Hal ini juga cukup menjanjikan karena pemerintah Italia benar-benar akan bernegosiasi walaupun sangat ketat di parlemen,” lanjut Ibrahim.

Dari dalam negeri, investor masih bertanya-tanya terhadap fundamental perekonomian Indonesia. Beberapa waktu lalu Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga 25 basis poin. Bukan hanya itu, pemerintah juga memberlakukan stimulus paket kebijakan ekonomi XVI yang dinilai cukup efektif, sehingga dana asing kembali masuk ke Indonesia.

David memproyeksikan rupiah dapat menguat di level Rp 14.500-Rp 14.580 per dollar AS. Sedangkan menurut Ibrahim rupiah berada di rentang Rp 14.490-Rp 14.570 per dollar AS. “Dalam perdagangan Senin kemungkinan besar akan menguat dan bisa mencapai level 14.400,” tutup Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×