Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Merespon melemahnya nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS), nilai tukar rupiah jadi perkasa. Tercatat, Jumat (8/9) pukul 18.00 WIB, indeks dollar berada di level 91,09. Ini adalah level terendah sejak 2 Januari 2015 atau lebih dari 30 bulan.
Sementara rupiah melanjutkan penguatan sejak akhir Agustus. Alhasil, sore ini pun rupiah ditutup menguat 0,92% di Rp 13.185 per dollar AS di pasar spot,s edangkan menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat 0,35% ke level Rp 13.284 per dollar AS.
Menurut Putu Agus Pransuamitra, Research & Analyst Monex Investindo, rupiah menguat karena didorong dollar AS yang mengalami pelemahan tajam pada hampir semua mata uang utama atau major currency.
Putu menjelaskan dalam pekan ini ada sentimen negatif yang membuat dollar AS melemah. Pertama, pernyataan pejabat bank sentral AS Federal Reserve yang mengindikasikan inflasi AS masih rendah.
Kedua, pengunduran wakil pimpinan The Fed. Ketiga, data klaim tunjangan pengangguran di AS yang naik ke level tertinggi hingga mencapai dua ratus ribu klaim.
"Sementara dari dalam negeri, defisit anggaran Agustus 2017 yang turun menjadi 1,65% turut menguatkan nilai tukar rupiah," kata Putu.
Putu memproyeksikan hingga Selasa pekan depan rupiah masih melanjutkan penguatan. Sementara pada Rabu hingga Jumat pekan depan akan kembali dirilis data indeks harga produsen konsumen AS yang turut mempengaruhi inflasi AS.
"Jika hasil data ekonomi bagus, maka dollar berkemungkinan bisa berbalik menguat, jadi hingga Selasa depan dollar diprediksi masih tertekan dan di Rabu mungkin baru ada perubahan," kata Putu.
Jika dollar AS rebound, rupiah diprediksi berada di kisaran Rp 13.250 hingga Rp 13.280. Sementara untuk akhir tahun Putu memproyeksikan rupiah akan berada dalam kisaran Rp 13.270-Rp 13.320.
Menurut Putu, penguatan rupiah sekarang hanya bersifat sementara, karena terpengaruh pelemahan dollar AS. "Rupiah menguat sementara waktu, karena fundamental dalam negeri belum cukup menopang rupiah untuk menguat lebih lanjut," kata Putu.
Menguatnya rupiah hanya karena faktor ekternal akan rentan terjadi pelemahan kembali. Oleh karena menurut Putu itu Bank Indonesia (BI) belum akan mengambil langkah untuk meredam penguatan rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News