Reporter: Harry Febrian | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Harga tembaga kembali terangkat. Sentimen positif datang dari European Central Bank (ECB) yang bersedia memperluas bantuan ke negara anggota Uni Eropa (UE) melalui pasar obligasi.
Pernyataan Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi, akhir pekan lalu, cukup memberi optimisme terhadap masa depan euro. Draghi menuturkan, ECB akan menggulirkan gelombang baru pembelian obligasi untuk membantu zona euro. Tujuan pembelian adalah menekan yield obligasi di Spanyol dan Italia, yang kini terlampau tinggi, agar turun.
Harga kontrak pengiriman tembaga untuk tiga bulan mendatang, di Bursa London Metal Exchange (LME), Senin (6/7), senilai US$ 7.495 per metrik ton, menguat 0,67% dibanding harga di hari sebelumnya. Adapun, kontrak pengiriman tembaga untuk September 2012, di Bursa Comex, kemarin, menguat 0,88% menjadi US$ 3,41 per pon.
"Saat ini, kami masih terus mengamati bagaimana krisis utang Eropa akan diselesaikan," kata Hwang Il Doo, senior trader di Korea Exchange Bank Future kepada Bloomberg, Selasa (7/8).
Nick Trevethan, Senior Commodities Strategist di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., menambahkan, kabar dari ECB, mengindikasikan, setidaknya, ada kemajuan untuk menyelamatkan euro.
Analis senior Harvest International Futures, Ibrahim, menambahkan, meski begitu, pergerakan tembaga belum terlepas dari awan mendung. Bahkan, ia memperkirakan tren penurunan harga tembaga masih akan berlanjut hingga 2013.
Alasan Ibrahim, perlambatan ekonomi dunia, hingga kini, belum terhenti. Bahkan, China tak lepas dari masalah itu. Pertumbuhan ekonomi China, saat ini, hanya tumbuh sekitar 7,4%. "Padahal di 2011 pertumbuhan ekonomi China masih bisa mencapai 10%," kata Ibrahim.
Ekonomi China sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia, tertekan lantaran ekspor komoditas yang melorot, termasuk penjualan tembaga. Kontribusi ekspor tembaga China ke Eropa, sekitar 60%, dari total ekspor negeri itu.
Selama Eropa terlilit krisis, penjualan tembaga melambat. Alhasil, persediaan tembaga China menumpuk. "Kelebihan suplai ini nanti akan terkalkulasi hingga 2013," jelas Ibrahim. Kalaupun harga tembaga sempat naik, itu akibat sentimen yang bersifat temporer.
Secara teknikal, tembaga masih rawan mengalami koreksi. Moving average (MA) serta moving average convergence-divergence (MACD) mengindikasikan tren pelemahan tembaga. Harga tembaga saat ini juga masih bergerakan di bawah bollinger tengah yang mengindikasikan penurunan harga.
Potensi kenaikan harga tembaga hanya datang dari indikator stochastic yang 70% cenderung mengarah ke atas. Relatives strength index (RSI) saat ini baru 60%, yang mengindikasikan peluang naik namun masih tampak ragu-ragu. Prediksi Ibrahim, harga tembaga akan cenderung melemah selama pekan ini, di kisaran US$ 7.410,50 hingga US$ 7.452,00 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News