Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren positif harga tembaga diyakini masih berlanjut hingga tahun depan. Terganggunya produksi di beberapa tambang besar diperkirakan akan mendorong pergerakan harga.
“Sampai kuartal I kemungkinan masih positif,” ujar Andri Hardianto, Analis PT Asia Tradepoint Futures, Rabu (20/12).
Menurutnya, salah satu sentimen positif akan datang dari gejolak yang terjadi di negara produsen tembaga. Beberapa tambang di Chili dan Peru saat ini tengah menghadapi persoalan perpanjangan kontrak pekerja. Lebih dari 30 kontrak kerja yang mencakup sekitar 5 juta ton pasokan akan berakhir tahun depan.
Namun, memasuki bulan Januari, Andri melihat kemungkinan harga akan sesaat mengalami fase konsolidasi. Biasanya aktivitas pelaku pasar masih relatif terbatas setelah libur tahun baru. “Setelah tahun baru China baru kelihatan aktivitasnya,” paparnya.
Kamis (21/12), Andy memperkirakan harga tembaga akan terkoreksi pada kisaran US$ 6.900-US$ 6.940 per metrik ton. Namun, masih berpeluang menguat terbatas pada rentang US$ 6.830-US$ 6.990 per metrik ton.
Secara teknikal, saat ini, harga telah berada di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200, yang mengindikasikan penguatan. Kemudian, indikator Relative Strength Index (RSI) berada di level 61 dan indikator moving average convergence divergence (MACD) berada di area positif 14,9. Sedangkan indikator stochastic malah memberi sinyal pelemahan, karena telah memasuki area jenuh beli di level 82,5.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News