kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Penguatan CPO diprediksi berlanjut


Selasa, 09 Mei 2017 / 19:41 WIB
Penguatan CPO diprediksi berlanjut


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) memanfaatkan pelemahan mata uang ringgit untuk bergerak menguat. Analis memprediksi penguatan harga CPO bisa berlanjut dengan dukungan dari sisi produksi maupun konsumsi.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/5) pukul 16.41 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juli 2017 di Malaysia Derivative Exchange menguat 1,1% ke level RM 2.620 per metrik ton atau US$ 604,7 dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir CPO menanjak 3,1%.

Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra mengatakan, penguatan harga CPO seiring dengan melemahnya nilai tukar ringgit terhadap dollar AS. Pelemahan mata uang ringgit membuat harga CPO lebih murah sehingga mendorong aksi beli pelaku pasar.

Di samping itu, CPO memang mendapat sokongan dari beberapa sentimen positif. Konsumsi CPO pada bulan Ramadan selalu naik, terutama untuk memenuhi kebutuhan minyak sayur. "Optimisme kenaikan permintaan pada bulan Ramadan juga menjadi salah satu faktor yang mengangkat harga," papar Putu.

Tak hanya menjelang bulan Ramadan, permintaan CPO hingga akhir tahun diharapkan membaik dengan dukungan program biodiesel pemerintah Indonesia.

Apalagi, pemerintah baru saja mengeluarkan kuota bagi PT Pertamina dan PT AKR Corporindo untuk menjual 1,37 juta kiloliter biodiesel pada periode Mei - Oktober 2017. Pertamina akan mendapat pasokan biodiesel sebesar 1,35 juta kiloliter dari 19 produsen, sedangkan AKR akan menerima pasokan sebesar 240.000 kiloliter dari tujuh produsen.

Di saat permintaan membaik, angka produksi justru berpotensi turun. Sebab, hujan deras di Kalimantan kemungkinan akan mengganggu produksi CPO Indonesia yang merupakan produsen terbesar di dunia. Dengan dukungan sentimen positif, Putu memperkirakan harga CPO hingga akhir semester pertama dapat menanjak ke RM 2.740 - RM 2.800 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×