Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Meski kini masih diselimuti sentimen negatif, tetapi harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih berpeluang kembali menguat. Keputusan Bank Sentral AS untuk mengkerek tingkat suku bunga acuannya bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga.
Ketika The Fed menaikkan suku bunga, diperkirakan mata uang ringgit akan mengalami koreksi. “Biasanya kalau ringgit melemah terhadap dollar, harga CPO bisa kembali menguat,” terangnya Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures kepada KONTAN, Selasa (7/3).
Menurutnya kalau hal itu terjadi ada harga CPO bisa bergerak naik menuju level RM 2.960 per metrik ton. Namun jika tidak, minyak sawit kembali akan dipengaruhi oleh sentimen dari data ekspor dan pasokan. Area support-nya akan berada pada level RM 2.700 per metrik ton.
Ditambah lagi pada akhir Maret atau April nanti diperkirakan produksi CPO di perkebunan Malaysia akan kembali. Meredanya dampak Elnino diyakini akan membuat produksi kembali normal. Deddy menebak memasuki kuartal II harga akan kembali menguat karena produksi sudah mulai normal dan permintaan mulai meningkat menjelang lebaran.
Sayang dilain pihak Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures justru melihat untuk jangka panjang harga CPO tetap berada di bawah tekanan. Meski tak menampik kenaikan suku bunga The Fed bisa melemahkan ringgit dan mendorong penguatan CPO, tetapi menurutnya sekarang ini pasar sudah cukup melakukan langkah antisipasi.
Menurutnya sebenarnya dalam sepekan ini imbas rencana tersebut sudah mulai terasa sehingga kalau akhirnya The Fed menaikkan suku bunga belum tentu ringgit akan melemah signifikan.
Ia malah memperkirakan sampai kuartal III minyak sawit kemungkinan bisa menuju level RM 2.500 per metrik ton. Sedangkan sampai akhir kuartal I kemungkinan CPO akan bertengger pada kisaran RM 2.800 per metrik ton.
“Yang bisa mendorong kenaikan harga hanya kalau ada peningkatan permintaan dari China atau kenaikan harga minyak kedelai,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News