Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi China yang sengaja melemahkan yuan memicu perang mata uang di pasar keuangan global. Pasar saham Indonesia diperkirakan tak lepas dari imbas negatif aksi tersebut. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,21% secara year to date per Selasa (6/8) ke 6.119,47.
Meskipun begitu, Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, pelemahan pasar saham hanya akan berlangsung untuk jangka pendek. "Cerita perang dagang yang memicu aksi pelemahan yuan ini kan timbul tenggelam. Agustus ramai, nanti September akan lupa lagi," ucap dia, Selasa (6/8).
Baca Juga: IHSG menguat mendekati 6.200, ANTM top gainers indeks Kompas100
Oleh karena itu, ia memprediksi IHSG memang masih bisa turun lagi tapi tidak berkepanjangan. Menurut dia, pasar modal dalam negeri akan pulih kembali pada September atau Oktober mendatang.
Lagipula, menurut dia, melemahnya IHSG bukan hanya terjadi karena pelemahan yuan. Penyebab lainnya adalah banyaknya aksi jual asing karena valuasi saham-saham Indonesia yang sudah cukup mahal.
Baca Juga: IHSG melejit setelah turun dalam empat hari perdagangan
Sebelumnya, ia mengatakan aksi bank sentral China melemahkan yuan pada dasarnya adalah untuk menahan produk-produk dari Amerika Serikat. Sayangnya, menurut Teguh, langkah China ini juga akan berdampak ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Sektor usaha dalam negeri yang paling awal terpengaruh adalah sektor komoditas, seperti batubara dan crude palm oil (CPO). "Karena yuan melemah, dolar AS menguat, produk yang masuk ke China akan jadi lebih mahal. Dengan begitu, masyarakat China akan menahan untuk membeli," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News