Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi milik PT Timah Tbk (TINS) berada di bawah target. Jumat (16/8), perusahaan pelat merah ini merilis dua jenis surat utang.
Kedua surat utang ini adalah obligasi senilai Rp 880 miliar dan sukuk Rp 313 miliar. Total penerbitan mencapai Rp 1,19 triliun. Padahal dalam rancangan awal, Timah menargetkan bisa menghimpun dana Rp 1,3 triliun.
Baca Juga: Timah (TINS) mulai menambang uranium & thorium di Bangka Belitung
"Tidak tercapainya target yang akan dihimpun disebabkan hal yang tidak bisa dikendalikan. Antara lain kondisi pasar yang tidak mendukung," terang direksi Timah dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Emiten sektor tambang ini menerbitkan obligasi berkelanjutan I Timah tahap II tahun 2019 seri A senilai Rp 387 miliar. Obligasi Seri A berjangka waktu tiga tahun memberi bunga 8,5% dan akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2022.
Seri B, Timah menawarkan untuk jangka waktu lima tahun dengan bunga tetap 8,75% per tahun. Obligasi ini senilai Rp 493 miliar jatuh tempo pada 15 Agustus 2024.
Baca Juga: Timah (TINS) Segera Membangun Pabrik Pengolahan Mineral Tanah Jarang
Berikutnya adalah sukuk ijarah berkelanjutan I tahap II tahun 2019. Sukuk ini dirilis senilai Rp 313 miliar dengan jangka waktu lima tahun dengan imbalan ijarah Rp 87,5 juta per Rp 1 miliar per tahun. Sukuk ini akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2024.
Obligasi ini adalah bagian dari penawaran umum berkelanjutan I Timah senilai Rp 2,1 triliun untuk obligasi dan Rp 700 miliar untuk sukuk ijarah. Obligasi ini efektif berlaku sejak 18 September 2017. Pada tahap I di tahun 2017, Timah telah merilis obligasi senilai Rp 1,2 triliun dan sukuk ijarah senilai Rp 300 miliar.
"Jumlah target dana kurang himpun Rp 20 miliar untuk obligasi dan Rp 87 miliar untuk sukuk ijarah," ungkap direksi TINS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News