Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim riset PT Pemeringkat Efek Indonesia optimistis pertumbuhan penerbitan surat utang korporasi di sisa tahun ini akan lebih tinggi dari perkiraan di awal tahun. Pasalnya, sejak kuartal III dan IV jumlah penerbitan surat utang mulai marak.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana memproyeksikan di awal tahun penerbitan obligasi korporasi di sepanjang tahun 2020 cenderung moderat sebesar Rp 85,8 triliun. Sementara, hingga September, penerbitan surat utang korporasi sudah berada di Rp 69,37 triliun.
Hingga September Pefindo juga masih memiliki mandat penerbitan surat utang korporasi sebesar Rp 38,96 triliun untuk segera listing. Alhasil, Fikri memproyeksikan penerbitan surat utang di tahun ini berpotensi lebih dari Rp 100 triliun.
Meski begitu, proyeksi tersebut masih lebih rendah dibanding realisasi penerbitan surat utang korporasi tahun lalu yang sebesar Rp 146 triliun.
Baca Juga: Kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia dinilai cukup tinggi
Sekadar informasi, jumlah surat utang korporasi yang jatuh tempo di tahun ini sebesar Rp 132 triliun. Sementara di 2021 jumlahnya sebesar Rp 155 triliun.
Selain itu berbagai sentimen juga mendukung pertumbuhan penerbitan surat utang korporasi. Salah satunya adalah penurunan suku bunga. Meski saat ini pemerintah masih mempertahankan suku bunga acuan di 4%, Pefindo memproyeksikan pemerintah masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin di akhir tahun.
"Diasumsikan inflasi tahun ini di 1,6% maka spread inflasi dengan suku bunga sebesar 210 bps itu masih bisa menjadi tabungan BI untuk menurunkan suku bunga," kata Fikri.
Dampak penurunan suku bunga akan mendorong yield surat utang korporasi juga bergerak turun dan membuat cost of fund penerbitan surat utang korporasi semakin murah.
Di 2021, Fikri memproyeksikan penerbitan surat utang korporasi tumbuh moderat ke Rp 128 triliun. Sentimen positif di tahun depan adalah pendistribusian vaksin.
Selain itu, Fikri melihat penerbitan surat utang korporasi akan semakin ramai seiring dorongan pemerintah untuk merealisasikan anggaran di sektor infrastruktur, konstruksi, farmasi dan kesehatan.
Kemudahan berbisnis akibat omnibus law yang telah sah, juga berpotensi mengungkit penerbitan surat utang korporasi. Adanya kebijakan burdern sharing menurut Fikri juga menambah kepercayaan investor pada ekonomi Indonesia.
Selanjutnya: Penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 69,37 triliun hingga kuartal III
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News