Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Total penerbitan obligasi korporasi tahun ini capai rekor. Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra menghitung total penerbitan obligasi korporasi tahun ini bisa mencapai Rp 90 triliun.
Asumsi tersebut memperhitungkan mandat penerbitan obligasi korporasi yang diterima Pefindo dan belum tercatat hingga kini mencapai Rp 44,17 triliun. Mayoritas penerbitan didominasi oleh sektor perbankan yang mencapai Rp 17,05 triliun sebanyak tujuh perusahaan.
Kemudian, sektor pembiayaan mencapai Rp 7,5 triliun sebanyak 10 perusahaan, properti Rp 5,77 triliun sebanyak 11 perusahaan, perkebunan Rp 3,75 triliun sebanyak enam perusahaan. Sektor infrastruktur mencapai Rp 3,61 triliun sebanyak lima perusahaan, konstruksi sebesar Rp 2,3 triliun sebanyak dua perusahaan.
Lalu, sektor barang konsumsi mencapai Rp 2 triliun. Pertambangan, minyak dan gas bumi sebesar Rp 1 triliun. Sektor bahan kimia dan sekuritas masing-masing Rp 810 miliar dan Rp 272 miliar serta sektor teknologi informasi dan pelayaran sebanyak Rp 100 miliar. "Mandat tersebut untuk penerbitan Juni dan kuartal III," ujar Salyadi, Senin (20/6).
Salyadi memperkirakan penerbitan obligasi korporasi di kuartal IV tahun ini bisa mencapai Rp 20 triliun. Sementara itu, emisi obligasi korporasi hingga akhir Mei 2016 telah tercatat Rp 25,09 triliun. "Penerbitan obligasi korporasi di kuartal IV biasanya lebih ramai," ujar Salyadi.
Apalagi suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate kembali ke level 6,5% pada Juni sehingga yield obligasi di pasar sekunder akan mengalami penurunan. Dus, cost of fund penerbitan obligasi korporasi ikut turun sehingga emiten akan menerbitkan obligasi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total penerbitan obligasi pada 2015 hanya mencapai Rp 63,27 triliun. Sedangkan pada 2013 dan 2014 masing-masing hanya sebesar Rp 57,76 triliun dan Rp 48,64 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News