Reporter: Umi Kulsum | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pasca Standard & Poor’s (S&P) menaikkan peringkat surat utang dalam negeri ke level investment grade, penerbitan obligasi diprediksi kian ramai. Analis memprediksi, total penerbitan surat utang korporasi tahun ini akan melebihi dari realisasi penerbitan tahun 2016 lalu.
Terbaru, merujuk situs Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada 23 Mei 2017, terdapat dua perusahaan yang menerbitkan obligasi korporasi. Misalnya saja, PT Oto Multiartha berencana menerbitkan surat utang senilai Rp 1 triliun dan ada juga PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang berencana terbitkan obligasi VIII senilai Rp 2 triliun.
Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli mengatakan, sejak 19 Mei sampai penutupan perdagangan 23 Mei 2017, yield Surat Berharga Nasional (SBN) pada seluruh tenor satu sampai 30 tahun telah mengalami penurunan sebesar 3,49 basis poin (bps).
Begitupun yield tenor 5 tahun turun 4,96 bps ke level 6,78% dan tenor 10 tahun turun 4,23 bps ke level 7,16%. “Tren bullish pada SBN biasanya akan diikuti pula oleh penurunan yield obligasi korporasi sehingga memicu pasar obligasi korporasi kian semarak,” tukasnya.
Lili menambahkan, secara historikal tren rendahnya yield pada obligasi korporasi akan terjadi enam bulan pasca pengumuman rating. “Menurunnya yield obligasi korporasi berarti berkurangnya cost of fund (CoF) yang harus ditanggung emiten dan tentunya akan menarik minat perusahaan untuk menerbitkan obligasi,” ucap dia.
Data IBPA menunjukkan, realisasi penerbitan obligasi korporasi tahun 2016 mencapai Rp 115,06 triliun. Sedang, penerbitan surat utang korporasi sejak awal tahun hingga 23 Mei sudah tercatat Rp 37,27 triliun. Nominal tersebut lebih tinggi ketimbang realisasi di periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 27,24 triliun.
Menurutnya, sektor pembiayaan dan perbankan masih akan mendominasi penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Pada 2016 lalu misalnya, sektor pembiayaan mendominasi 46,38% dan tren tersebut terus berlanjut di sepanjang tahun ini, bahkan melebihi presentasenya hingga 55,76%.
Lalu, mengekor sektor perbankan pada 2016 lalu sebesar 31,89% dan sepanjang 2017 ini sudah capai 24,41%. “Diperkirakan kedua sektor ini akan mendominasi penerbitan obligasi korporasi tahun 2017,” kata Lili.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News