Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Penerbitan emisi obligasi mulai menggeliat di pembukaan semester kedua tahun ini. Setelah sebelumnya ada beberapa penerbitan obligasi, kini giliran PT Indomarco Prismatama (Indomaret) yang akan mengeksekusi rencananya tersebut.
Sebenarnya, rencana Indomaret untuk menerbitkan obligasi Rp 1 triliun sudah diisukan sejak beberapa waktu yang lalu. Tapi, manajemen lebih memilih untuk menunggu situasi makro yang lebih kondusif.
"Jadi enggak dibatalkan, tapi ditunda," tandas Harjono Wreksoremboko, Presiden Direktur PT Indoritel Sukses Makmur Tbk (DNET) belum lama ini. Catatan saja, DNET merupakan pemegang 40% saham Indomaret.
Memang, saat ini kondisi suku bunga acuan sedang kurang kondusif. Suku bunga yang tinggi membuat perusahaan penerbit obligasi wajib menawarkan kupon obligasi yang lebih tinggi sehingga hal ini dapat membebani keuangan perusahaan.
Situasi politik juga turut menjadi pertimbangan Indomaret. Kondisi pasar sangat sulit ditebak karena para pelaku pasar cenderung wait and see siapa yang bakal menjadi pimpinan tertinggi Indonesia yang baru. Jika presiden baru yang terpilih nanti dinilai bersahabat dengan pasar, maka tentunya hal ini menjadi sentimen positf, begitu pula sebaliknya.
"Kemarin kami dapat advise dari Mansek dan BCA Sekuritas, sih, seperti itu, jadi akan kami lihat lagi setelah pemilu," pungkas Harjono.
Tambahan saja, obligasi tersebut merupakan salah satu modal Indomaret untuk memperbanyak jumlah gerainya. Tahun ini, Indomaret berencana menambah 1.300 gerai baru. Hingga akhir tahun lalu, Indomaret memiliki sebanyak 8.039 gerai di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News